Peneliti: Deforestasi Picu Macan Tutul Jawa Keluar dari Hutan

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 10 Juni 2020 12:57 WIB

Seekor macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) berada di dalam kandang di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, Jumat, 4 Oktober 2019. Kredit: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Hutan mengatakan laju deforestasi atau penebangan hutan turut memicu peningkatan angka macan tutul Jawa atau Panthera pardus melas keluar dari hutan menuju permukiman masyarakat.

"Hasil penelitian yang dilakukan laju deforestasi di Jawa kurun waktu 2000 hingga 2008 mengakibatkan macan tutul Jawa keluar dari hutan meningkat," kata peneliti ahli utama Pusat Litbang Hutan Prof. Ris. Dr Hendra Gunawan saat diskusi daring terkait Pengelolaan Macan Tutul Jawa Pascapandemi Covid-19 yang dipantau di Jakarta, Selasa, 9 Juni 2020.

Dalam penelitian itu ditemukan bahwa macan tutul Jawa keluar dari hutan juga dipengaruhi oleh musim. Pada musim hujan tercatat 62,5 persen hewan endemik Jawa itu ke luar hutan dan 37,5 persen saat musim kemarau.

Ia menjelaskan saat musim kemarau satwa tersebut keluar dari hutan disebabkan oleh kekeringan, tumbuhan hijau berkurang, populasi herbivora turun sehingga mangsanya juga berkurang.

Selain itu, selama kurun waktu 1993 hingga 2020 Pusat Litbang Hutan juga mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan macan tutul jawa keluar dari hutan selama 27 tahun terakhir.

Advertising
Advertising

"Saya mendapatkan 183 catatan macan tutul Jawa keluar dari hutan 172 di antaranya catatan dan datanya lengkap," kata dia.

Selama penelitian itu, Pusat Litbang Hutan juga berhasil mengidentifikasi jenis kelamin macan tutul Jawa dengan 91 catatan. Data tersebut penting guna analisis berbagai kebutuhan penelitian berikutnya.

Kemudian, kata dia, sebanyak 106 ekor macan tutul dan 20 ekor macan kumbang dan sisanya tidak teridentifikasi juga berhasil dihimpun selama 27 tahun terakhir.

Dari penelitian tersebut didapatkan data bahwa satwa liar itu pada umumnya ke luar dari hutan untuk memangsa ternak dengan 75 kasus.

"Empat puluh lima kasus ditangkap atau diselamatkan oleh tim rescue, ditangkap masyarakat 21 kasus, 19 kasus hewan itu masuk dan melintas pemukiman warga," ujarnya.

Tidak hanya itu tercatat sebanyak 12 kasus macan tutul Jawa dibunuh dan terbunuh, terjerat enam kasus dan mati diracun sebanyak lima kasus.

ANTARA

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

2 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Modus Penyelewengan Dana BOS

2 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

3 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

8 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

9 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

12 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya