Senjata Anti-Drone Baru, Sekali Tembak Langsung Rontok

Reporter

Terjemahan

Rabu, 10 Juni 2020 16:45 WIB

Teropong elektronik SMASH 2000 Plus kini digunakan tentara Amerika untuk membidik drone yang sedang terbang. WILLIAM HOWARD

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah teropong elektronik baru yang didesain untuk menambah akurasi bidikan senjata laras panjang diketahui berada di tangan militer Amerika Serikat. Alat itu, SMASH 2000 Plus, mengunci target drone ke dalam medan pandangnya dan peluru tidak akan ditembakkan hingga akurasi target didapat.

Alat bidik elektronik itu mengadopsi teknologi meriam tank untuk senjata senapan serbu otomatis, membuat misi menembak target yang bergerak—terutama drone—jauh lebih mudah. Ini adalah cara lain dari memerangi drone musuh selain teknologi pelacak sinyal alias jammer.

Foto penggunaan alat bidik baru pada senjata laras panjang M4A1 itu diperoleh Stars and Stripes dari Defense Visual Information Distribution Service (DVIDS). Foto-fotonya, diunggah Special Operations Joint Task Force-Operation Inherent Resolve, diketahui berasal dari sebuah lokasi dekat At-Tanf Garrison, Suriah, pada akhir Mei lalu.

Teropong elektronik SMASH 2000 pada senjata laras panjang itu menggunakan teknologi yang selama ini hanya terbatas di tank dan kendaraan-kendaraan tempur. Pelacak automatiknya didesain untuk mendeteksi dan mengunci target dalam medan pandang si teropong, lebih tepatnya membuat target bidikan masuk dalam sebuah kotak berwana cerah. Itu memungkinkan untuk membidik yang sedang bergerak cepat.

SMASH 2000 menggunakan teknologi pelacak automatis yang ditanam di punggung sebuah senapan serbu atau senjata laras panjang otomatis. Seorang penembak jitu dapat menggunakannya melacak target dan kemudian menekan menahan pelatuk.

Advertising
Advertising

Sistem pada teropong akan bekerja mencegah senjata itu menembakkan pelurunya sampai ke momen ketika sudah didapat kalkulasi yang presisi kalau peluru akan tepat mengenai target itu. Senjata ini juga mengkalkulasi sebuah peluru yang jatuh lebih jauh, dan beberapa versinya termasuk diperkuat dengan kemampuan perbesaran obyek dan pandangan malam.

Teknologi tropong baru ini awalnya ditujukan untuk senjata biasa yang menarget manusia, tapi belakangan diadopsi untuk menggunakannya membidik drone-drone. Teropong SMASH 2000 Plus menunjukkannya lewat fitur 'Mode Drone'.

Menurut pabrikannya yang asal Israel, Smartshooter, “Sistem kontrol tembakan SMASH meletakkan kemampuan anti drone yang presisi di telunjuk para penggunanya lewat algoritma yang dibangun di dalamnya yang bisa melacak dan menembak drone yang bahkan sangat kecil dan sedang melesat di ketinggian sampai 120 meter hanya dengan sekali tembak.”

Smartshooter bekerja sama dengan raksasa industri senjata laras panjang Sig Sauer untuk menyodorkannya ke program masa depan Squad Weapon Fire Control militer Amerika Serikat.

Menurut Stars and Stripes, teropong dan teknologinya itu telah selesai diuji oleh Amerika tapi ini kali pertama terobservasi digunakan di sebuah lokasi dekat kawasan perang. Berlokasi di bagian dalam perbatasan Suriah, At-Tanf adalah sebuah target potensial untuk serangan drone yang dioperasikan negara-negara di kawasan itu maupun kelompok milisi bersenjata.

Mengadopsi senjata dengan teropong yang bisa menembak jatuh drone yang sedang terbang dinilai sebagai solusi yang lebih efisien untuk medan tempur seperti si At Tanf. Sementara teknologi pengacak sinyal atau jammer bisa mempersempit ruang terbang drone-drone, perangkat optis seperti SMASH 2000 Plus bisa mengubah senjata reguler seperti M4A1 menjadi sebuah senjata yang mampu membidik serdadu maupun drone musuh sekaligus.

Militer Amerika saat ini belanja perangkat teknologi generasi masa depan untuk mempersenjatai personel infanterinya. Melihat perkembangannya di dunia, sepertinya persenjataan masa depan akan mengintegrasikan kemampuan anti drone. Semakin banyak tentara bisa menembak jatuh drone berbahaya dianggap semakin baik.

POPULAR MECHANICS | STAR AND STRIPES

Berita terkait

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

9 menit lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

2 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

3 jam lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

4 jam lalu

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

ICC didirikan untuk mengadili kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan kejahatan agresi.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

6 jam lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

14 jam lalu

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

17 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

18 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya