Kabut Asap Kebakaran Hutan Disebut Tingkatkan Risiko Covid-19

Reporter

Antara

Selasa, 23 Juni 2020 12:30 WIB

Kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan memenuhi Kota Pekanbaru, Riau, Rabu, 18 September 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, khususnya yang berasal dari lahan gambut, bisa meningkatkan risiko penyakit virus corona 2019. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan itu usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 23 Juni 2020.

Dia menuturkan, asap yang pekat bisa menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat, terutama mereka yang memiliki asma atau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). "Dampaknya adalah berbahaya bagi mereka yang menderita penyakit asma ini apabila terpapar Covid-19,” kata Doni

Maka itu, kata Doni, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan upaya pencegahan agar kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak terjadi. Doni meminta kerja sama lebih erat antara seluruh komponen masyarakat di seluruh daerah untuk mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan terutama di daerah yang memiliki lahan gambut.

“Kita hindari asap agar kita juga bisa selamat dari bahaya Covid-19,” kata dia menambahkan.

Saat membuka rapat terbatas itu, Presiden Joko Widodo memperingatkan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau yang akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Agustus nanti. Saat ini, sebanyak 17 persen wilayah Indonesia sudah mengalami kemarau sejak April, sebanyak 38 persen yang mulai Mei 2020, dan 27 persen per bulan ini.

Terkait antisipasi bencana yang sama, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang baru saja dilakukan di Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi diklaim telah menghasilkan lebih dari 165 juta meter kubik air hujan. Operasi untuk siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan itu dilakukan dalam dua gelombang di Riau (11 Maret-2 April dan 13-31 Mei) dan satu kali di Sumatera Selatan dan Jambi (2-14 Juni).

Indroyono Soesilo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), membenarkan keterisian muka air pasca operasi hujan buatan itu. Menurutnya, selama pelaksanaan operasi di Riau, tinggi muka air lahan gambut di 60 kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) mengalami kenaikan.

"Juga TMA lahan gambut di 16 wilayah HTI di Sumatera Selatan dan 5 wilayah HTI di Provinsi Jambi juga cenderung naik,” ujarnya dalam sebuah webinar Rabu 17 Juni 2020.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

29 menit lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

5 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

10 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

19 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

1 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya