WHO: Hidup Berdampingan dengan Covid-19 Jadi Tatanan Normal Baru
Reporter
Antara
Editor
Erwin Prima
Selasa, 30 Juni 2020 14:29 WIB
TEMPO.CO, Jenewa - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 29 Juni 2020, mengatakan bahwa semua negara yang hidup berdampingan Covid-19 akan memasuki tatanan normal baru dalam beberapa bulan mendatang, karena pandemi tersebut telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia, dengan hampir 500.000 kematian.
"Pertanyaan kritis yang akan dihadapi semua negara dalam beberapa bulan mendatang adalah bagaimana hidup berdampingan dengan virus ini. Itu merupakan tatanan normal baru," demikian disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada sebuah jumpa pers harian.
Dia menambahkan bahwa meskipun banyak negara telah membuat beberapa kemajuan dalam upaya melawan Covid-19, pandemi tersebut masih menyebar dengan cepat di seluruh dunia.
Menurut angka terbaru WHO, hingga Senin pukul 15.15 CEST (20.15 WIB), total populasi yang terinfeksi di seluruh dunia telah mencapai 10.021.401 dengan 499.913 kematian.
"Enam bulan lalu, tak satu pun dari kita yang dapat membayangkan bagaimana dunia kita, dan hidup kita, akan mengalami kekacauan akibat virus baru ini," ujar kepala WHO itu.
"Pandemi ini telah memunculkan sisi kemanusiaan yang terbaik dan yang terburuk," lanjutnya. "Di seluruh dunia, kita telah melihat kekuatan, daya cipta, solidaritas, dan kebaikan hati yang mengharukan. Namun, kita juga telah melihat tanda-tanda mengkhawatirkan dari stigma, informasi keliru, dan politisasi pandemi itu."
Dia mendesak semua negara untuk memprioritaskan lima langkah untuk menyelamatkan nyawa, termasuk memberdayakan masyarakat dan individu untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain, menekan penularan virus, menyelamatkan nyawa, misalnya dengan penggunaan oksigen dan dexamethasone, mempercepat penelitian Covid-19, serta memperkuat kepemimpinan politik dan solidaritas.
Tedros juga mengumumkan linimasa yang diperbarui dan terperinci mengenai respons WHO terhadap pandemi tersebut bagi masyarakat untuk memahami bagaimana lembaga kesehatan PBB itu menanggapi wabah tersebut.
XINHUA | ANTARA