Head to Head Angkatan Laut Amerika dan Cina di Laut Cina Selatan

Reporter

Terjemahan

Rabu, 15 Juli 2020 21:40 WIB

Kapal tempur USS Ronald Reagan dan kapal pertahanan Jepang JS Izumo, sedang beroperasi di Laut Cina Selatan. Sumber: JMSDF/US Navy/Handout via Reuters/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah menjadi kekuatan utama di laut selama puluhan tahun. Ke depan, para analis militer memprediksi kalau negara itu bakal mendapat tantangan berat dari Cina. Keduanya yang bersaing ketat dalam kekuatan militer tersebut kini bertemu di perairan Laut Cina Selatan yang sedang memanas. Kehadiran sekaligus tiga kapal induk nuklir Amerika untuk latihan perang di sana dipercaya menjawab sejumlah klaim sepihak yang dibuat Cina di laut itu.

Pensiunan kapten Angkatan Laut Amerika yang pernah memimpin kepala intelijen di Armada Perang Pasifik, James Fanell, mengatakan kalau modernisasi angkatan laut Cina pantas diperhitungkan. Dimulai sejak 1990-an, Cina membuat armada perangnya kini berkembang pesat.

Dalam laporan tahunannya tentang Cina yang dipublikasikan tahun lalu, Kementerian Pertahanan AS menyatakan rivalnya itu telah memiliki 335 kapal perang, kapal selam, kapal amfibi, kapal patroli, dan kapal peruntukan khusus lain per tahun lalu. Kekuatan armada itu 55 persen lebih besar daripada 2005 lalu.

Secara tonase, Nick Childs dari International Institute for Strategic Studies yang berbasis di London membandingkan produksi angkatan perang Cina di laut selama 14 tahun itu setara dengan seluruh kekuatan angkatan laut yang dimiliki Inggris dan Jepang digabung menjadi satu.

Advertising
Advertising

Peluncuran kapal perang terbaru Cina. Scmp.com

Sedangkan Angkatan Laut AS saat ini tercatat berkekuatan 293 kapal. Itu hanya bertambah dua dari yang dimilikinya 15 tahun lalu. Memang ada ambisi untuk meningkatkannya menjadi 355 kapal tapi dianggap sejumlah analis tak linear dengan anggaran yang ada.

Spesialis Angkatan Laut, Ronald O’Rourke, mengatakan kapal perang dan persenjataan Cina kini sebanding dengan yang dimiliki negara Barat. Tapi untuk kapal induk, Amerika masih dominan karena Cina saat ini hanya memiliki dua kapal pengangkut pesawat tempur itu. Keduanya adalah Liaoning yang dioperasikan sejak 2012 dan Shandong yang merupakan produk 100 persen Cina pada akhir tahun lalu.

<!--more-->

"Sebagai perbandingan, 11 kapal induk Angkatan Laut Amerika seluruhnya bertenaga nuklir--yang memberinya daya lebih besar daripada kapal konvensional," kata O'Rourke. Kapasitas angkutnya juga bisa lebih dari 60 pesawat--bandingkan dengan Shandong yang 40-an pesawat.

Sementara itu, armada kapal selam Cina, kebanyakan bertenaga diesel-listrik, bisa menjadi ancaman bagi kapal-kapal perang maupun induk Amerika. Badan Intelijen Pertahanan AS memperkirakan kalau Beijing memiliki hingga sekitar 70 kapal selam hingga tahun ini. Termasuk di antaranya adalah yang berkemampuan serang nuklir dan rudal balistik. "Kapal selam Cina dipersenjatai rudal antikapal perang, torpedo, dan ranjau," kata O'Rourke menambahkan.

Untuk armada kapal selam, Amerika Serikat kini memiliki 69 kapal. Tak termasuk kontrak pembelian yang baru diteken untuk sembilan kapal selam kelas Virginia-class dengan kemampuan serang nuklir dan kapasitas rudal Tomahawk yang lebih besar.

Dua kapal induk kelas Nimitz milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS John C. Stennis (kiri) dan USS Ronald Reagan dari Armada 7 di perairan Filipina, 18 Juni 2016. Amerika Serikat menempatkan dua kapal induknya setelah suasana di Laut Cina Selatan memanas. Jake Greenberg/U.S. Navy via Getty Images

Di permukaan laut, laporan Pentagon tentang Cina menyebut Beijing masih menjalankan program konstruksi kapal perang yang memproduksi armada baru antiserangan udara (guided-missile cruisers), antiserangan kapal perang (guided-missile destroyers) dan antikapal selam (guided-missile frigates).

Angkatan Laut Cina juga membangun kelas baru kapal perang jenis korvet. Dimulai sejak 2013, O'Rourke mengatakan, kini sudah dioperasikan belasan kapal jenis itu. Pada September lalu, Cina juga meluncurkan kapal serang amfibi yang diperkirakan berbobot 30-40 ribu ton--menandingi kapal sejenis 44 ribu ton milik Amerika.

"Banyak pengamat percaya Cina membangun kapal-kapal itu untuk mengawal dan mempertahankan klaim-klaim di Laut Cina Selatan," kata O’Rourke.

NATIONAL DEFENSE | THE CONVERSATION | GLOBAL FIRE POWER

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

7 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

8 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

12 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

13 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

15 hari lalu

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.

Baca Selengkapnya

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

15 hari lalu

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

17 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

18 hari lalu

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

24 hari lalu

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

Fumio Kishida ke Gedung Putih guna memfokuskan pada kerja sama bidang pertahanan untuk mengahalangi Beijing yang agresif

Baca Selengkapnya