415 Gempa Guncang Banten Selama Januari Hingga Juni 2020
Reporter
Muhammad Kurnianto (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Kamis, 16 Juli 2020 11:38 WIB
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Berdasarkan hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tangerang, pada periode Januari sampai dengan Juni 2020, di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempa bumi tektonik sebanyak 415 kali.
"Hasil analisa menunjukkan bahwa kekuatan gempa bumi yang terjadi bervariasi dari magnitudo 1,8 hingga magnitudo 6,0," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Tangerang, Suwardi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Juli 2020.
"Untuk sebaran pusat gempa bumi (episenter) umumnya berada di laut, yaitu pada zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan provinsi Banten hingga Jawa Barat," tambahnya.
Menurut Suwardi, gempa bumi dengan kekuatan 3 sampai 5 magnitudo dominan terjadi, yaitu sekitar 69 persen atau 286 kejadian, diikuti gempa bumi dengan kekuatan kurang dari 3 magnitudo sebesar 30 persen atau 123 kejadian, serta gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 5 magnitudo sebesar satu persen atau enam kejadian.
"Untuk gempa bumi yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat selama Januari hingga Juni 2020 terjadi sebanyak dua kali. Gempa bumi tersebut yaitu yang terjadi tanggal 10 Maret 2020 pukul 17:18 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,0 dan gempa bumi tanggal 16 Juni 2020 pukul 11:32 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,3," ujarnya.
Berdasarkan kedalamannya, lanjut Suwardi, tercatat 73 persen gempa bumi terjadi pada kedalaman dangkal (h<60 km) dan 26 persen gempa bumi terjadi di kedalaman menengah (60≤h<300 km) serta hanya ada 1 persen gempa bumi di kedalaman dalam (h>300 km).
"Wilayah pesisir di provinsi Banten memiliki potensi terdampak tsunami yang dibangkitkan dari faktor tektonik atau gempa bumi kuat di zona subduksi dan non tektonik atau erupsi vulkanik dan longsoran di laut," ungkapnya.
Saat gempa bumi terjadi, lanjut Suwardi, masyarakat diimbau segera menunduk, lindungi kepala dan leher bisa dengan bantal helm, maupun kedua telapak tangan, berpegangan pada kolong meja atau furnitur yang kuat.
"Setelah gempa bumi reda segera menuju tempat evakuasi, tempat titik kumpul atau lapangan terbuka yang jauh dari pepohonan, tiang listrik maupun papan reklame," imbuhnya.
MUHAMMAD KURNIANTO