Sarah Al Amiri dan Detik-detik Peluncuran Misi UEA ke Mars
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 16 Juli 2020 23:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Detik-detik menantikan waktu peluncuran satelit Hope kembali diperpanjang. Untuk kali kedua, peluncuran misi Uni Emirat Arab ke Mars itu diputuskan kembali ditunda pada Kamis, 16 Juli 2020. Alasannya masih sama: cuaca yang tidak stabil di lokasi peluncuran di Pulau Tanegashima, Jepang.
Hope rencananya akan diluncurkan roket dari Jepang pada Jumat dinihari ini, 17 Juli 2020, waktu Indonesia, setelah mundur dari percobaan pertama pada Rabu dinihari lalu. Rencana terbaru, peluncuran akan dilakukan antara 20-22 Juli mendatang, menunggu cuaca stabil.
Sarah Al-Amiri mungkin yang paling berdebar menantikan waktu peluncuran itu. Menteri semacam riset dan teknologi di Uni Emirat Arab ini adalah ketua tim ilmuwan dari misi Hope. Amiri adalah Deputi Manajer Proyek Misi UEA ke Mars sekaligus wajah dari proyek misi tersebut.
Dalam wawancaranya dengan BBC, Amiri mengatakan kalau wahana Hope atau Al Amal dalam bahasa Arab disiapkan dalam enam tahun. Kepada Hope dibebankan misi mempelajari atmosfer Mars dan mengirimkan data-datanya ke Bumi. Begitu berhasil meluncur nanti, wahana satelit itu diharapkan bisa sampai ke orbitnya di Mars pada Februari 2021.
"Dalam lubuk hati terdalam, saya tak sabar menantikan 24 jam pertama setelah roket itu meluncur dan melepaskan satelit, dan di situlah kami akan melihat hasil kerja selama ini," kata Amiri seperti dilaporkan AFP.
Hope adalah misi antarplanet pertama dari negara Arab. Untuk Uni Emirat Arab, misi ini adalah lompatan besar dalam bidang antariksa karena sebelumnya hanya pernah sekali meluncurkan satelit ke orbit Bumi. Itu pun baru dua tahun lalu.
Adalah Amiri, insinyur teknik komputer lulusan American University of Sharjah di Dubai dan pernah tergabung dalam proyek DubaiSat1 dan 2, yang kemudian berperan membangun tim ilmuwan misi antarplanet itu. Perempuan kelahiran 1987 yang mengaku selaku kagum akan keluasan jagat raya dan kompleksitas luar angkasa itu membuat timnya terdiri dari 34 persen perempuan dan belia.
“Anak-anak kecil. Bagaimana caranya mereka akan bisa sampai ke Mars?" kata Amiri menirukan gumaman yang sering diterimanya seperti dikutip dari Nature.
Tentu saja Sarah Al Amiri dan timnya tidak sendirian. Uni Emirat Arab mempekerjakan tim veteran ahli misi luar angkasa dari Amerika Serikat dalam sebuah kemitraan yang tidak biasa. Tim tersebut, menyediakan bimbingan dan kepakaran konstruksi wahana antariksa, dipimpin Brett Landin dari University of Colorado Boulder.
BERBAGAI SUMBER