PANDI: Ratusan Aksara Nusantara Akan Digitalkan

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Minggu, 26 Juli 2020 05:46 WIB

Ilustrasi laman web dengan konten yang ditulis dalam huruf atau aksara Jawa. (ANTARA/HO)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Yudho Giri Sucahyo menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelestarian budaya Nusantara. Yudho mengatakan korelasi teknologi digital dengan kehidupan saat ini sudah sangat berkaitan erat.

Sejalan dengan hal tersebut, PANDI sudah melakukan hal konkret dalam hal pelestarian budaya dengan mendaftarkan domain beraksara daerah yang dikonversi agar bisa terdigitalisasi dan dapat diakses di laman internet.

“Saat ini PANDI telah mendaftarkan Internationalize Domain Name Aksara Jawa ke ICANN, sedang diproses dan menunggu respon dalam waktu 8 minggu ke depan,” ujar Yudho dalam seminar daring (webinar) yang digelar pada Kamis, 23 Juli 2020.

Seminar itu digelar PANDI berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kasultanan Ngayogyakarto dengan tema “Menyambut Era New Normal, Momen Membangun Karakter Manusia Berbasis Budaya.

Tidak hanya Aksara Jawa, PANDI pun berencana akan mendaftarkan aksara daerah lainnya ke ICANN sebagai wujud nyata program Merajut Nusantara melalui digitalisasi aksara daerah.

Advertising
Advertising

“Ke depan, kita akan punya keanekaragaman seperti ini, ratusan aksara yang ada di nusantara ini akan terdigitalkan, sehingga lalu kemudian anak cucu kita semuanya akan masih bisa mengingatnya, masih bisa mempelajarinya dan masih bisa bangga dengan berbagai budaya kita,” kata Yudho.

Hadir sebagai keynote speaker Menko PMK, Muhadjir Effendi, dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini banyak memberikan dampak buruk hampir diseluruh lini kehidupan, yang dikhawatirkan akan berpengaruh pula pada terhambatnya pembinaan generasi muda dalam pembangunan karakter bangsa.

"Membangun karakter bangsa melalui budaya membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. Dengan ditutupnya Pusat Kebudayaan seperti museum, sanggar, dan lokasi seni pertunjukan dikhawatirkan akan menghambat pelestarian budaya," ungkapnya.

Berangkat dari kondisi tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor: 02/KB/2020, KB/1/UM/04.00/M-K/2020 tentang Panduan Teknis Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif dalam Masa Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

"Panduan ini diharapkan mampu menjadi pedoman para penggiat kebudayaan untuk dapat tetap beraktivitas dengan aman dan nyaman," jelas Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode lalu tersebut.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan generasi muda, masyarakat umum dan pegiat kebudayaan khususnya semakin terpacu untuk melestarikan kebudayaan melalui digitalisasi dan memanfaatkan teknologi karena masih ada ruang yang sangat luas untuk melestarikan kebudayaan nusantara.

"Jangan sampai kebudayaan kita diakusisisi dulu oleh negara lain baru kita terpacu, tapi mulailah sejak dini dan dari diri kita sendiri, manfaatkan perkembangan teknologi informasi yang sudah sangat canggih ini untuk melestarikan kebudayaan nusantara," tutup Muhadjir dalam webinar kali ini.

Menanggapi hal tersebut, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi sependapat dengan apa yang dipaparkan oleh Menko PMK. Dalam kaitannya dengan sejarah, Keraton sebagai pelestari budaya terus melakukan penyesuaian agar sejarah budaya bisa selalu diingat oleh generasi muda saat ini.

GKR Mangkubumi menilai bahwa sejarah panjang harus selalu diingat. “Bahwa memang sejarah panjang ini memang harus selalu kita ingat, karena dengan mengingat sejarah itu, tentunya kita tau dimana posisi kita berpijak,” ujar GKR Mangkubumi.

Selain itu GKR Mangkubumi merasa bahwa salah satu unsur budaya yang terlupa adalah bahasa daerah, yang sudah mulai terkikis oleh perkembangan jaman. Kemudian sejarah tentang kerajaan ataupun perjuangan-perjuangan para pahlawan di Indonesia pun banyak dilupakan oleh masyarakat.

“Banyak sekali PR atau pekerjaan kita semuanya, seperti apa kita akan menjaga nusantara ini, apabila kita sendiri tercerabut akan budaya kita sendiri. Jangan menjadi bangga mengikuti budaya orang lain tapi kita sendiri juga melupakan apa yang menjadi budaya kita sendiri,” ungkapnya.

Berita terkait

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

19 jam lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

12 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

16 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

29 hari lalu

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

51 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

59 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya