Inggris Perpanjang Isolasi Mandiri OTG Covid-19 dari 7 Jadi 10 Hari

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 1 Agustus 2020 22:54 WIB

Seorang kru maskapai terlihat mengenakan masker wajah pelindung di Bandara Heathrow, ketika Inggris memberlakukan aturan karantina 14 hari untuk kedatangan internasional di tengah wabah virus corona (Covid-19), London, Inggris, 8 Juni 2020. [REUTERS / Toby Melville]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris menetapkan siapapun yang teruji positif Covid-19 atau menunjukkan gejala infeksi wajib menjalani isolasi mandiri selama 10 hari. Lama isolasi itu lebih lama tiga hari daripada yang sebelumnya berlaku.

"Buktinya, meski masih terbatas, telah menguat dan menunjukkan kalau orang-orang yang sakit ringan dan pulih kembali, sekalipun rendah tetap berpeluang menularkan Covid-19 antara 7 sampai 9 hari setelah kemunculan infeksi pada dirinya," bunyi pernyataan bersama Ketua Tim Pejabat Medis Inggris Raya dalam pernyataannya, Jumat 31 Juli 2020.

Ketua-ketua tim pejabat medis itu terdiri dari Chris Whitty (Inggris), Michael McBride (Irlandia Utara), Gregor Smith (Skotlandia), dan Frank Atherton (Wales). Dalam pernyataannya mereka menerangkan kalau penambahan panjang masa isolasi mandiri, bersama tes cepat yang massal dan meluas akan menyediakan perlindungan tambahan di tengah masyarakat saat lockdown telah jauh dikendurkan.

"Ini penting terutama untuk melindungi mereka yang selama ini diam di rumah serta sudah dekatnya musim gugur dan dingin di mana kita mungkin akan melihat peningkatan penularan nanti," kata mereka.

Pembaruan yang dibuat di Inggris Raya sejalan dengan di Prancis. Di negara ini periode isolasi mandiri untuk orang-orang yang teruji positif infeksi corona adalah delapan hari plus dua hari tanpa gejala sama sekali--sehingga total 10 hari.

Advertising
Advertising

Adapun Badan Kesehatan Dunia, WHO, telah sejak akhir Mei lalu merekomendasikan masa isolasi mandiri segera selama 10 hari untuk mereka yang positif Covid-19 tapi asimptomatik atau orang tanpa gejala. Tapi untuk mereka yang menunjukkan gejala infeksi yang lemah harus isolasi 10 hari plus sedikitnya tiga hari tambahan yang tanpa gejala.

Jerman adalah contoh negara di Eropa yang sudah menetapkan protokol sesuai rekomendasi WHO itu. Sedang Italia menetapkan masa karantina 14 hari.

Perpanjangan masa isolasi mandiri di Inggris seiring peringatan Menteri Kesehatan Matt Hancock bahwa gelombang kedua infeksi virus corona mulai datang di Eropa. Pemerintah Inggris, kata dia, perlu mengambil langkah antisipasi dan mengerjakan apapun untuk melindungi bangsanya dari gelombang yang akan datang tersebut.

Inggris adalah negara terdampak pandemi Covid-19 paling berat di Eropa. Sejak pandemi terjadi, menurut data Johns Hopkins University, Inggris melaporkan lebih dari 46 ribu angka kematian.

EURO NEWS | GUARDIAN | GOV.UK

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

1 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

5 jam lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

15 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya