Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Corona Menular Lewat Udara, Kenapa WHO Setengah Hati?

Reporter

image-gnews
Kerumunan penumpang terlihat di kereta setelah pemerintah Thailand meredakan langkah-langkah isolasi di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Bangkok, Thailand 18 Mei 2020. [REUTERS / Soe Zeya Tun]
Kerumunan penumpang terlihat di kereta setelah pemerintah Thailand meredakan langkah-langkah isolasi di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Bangkok, Thailand 18 Mei 2020. [REUTERS / Soe Zeya Tun]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO akan menerbitkan panduan baru tentang penularan virus corona penyebab Covid-19. Informasi terbaru adalah tentang penularan karena kontak dekat dan dalam ruangan yang minim ventilasi. Ini terkait perdebatan sebelumnya tentang kemampuan virus itu melayang-layang dan terakumulasi di udara.

"Kami harus terbuka terhadap bukti serta memahami implikasi dari macam-macam penularan dan antisipasi apa yang harus diambil," kata Benedetta Allegranzi, ketua tim teknis satuan tugas pengendalian infeksi WHO dalam jumpa pers yang digelarnya Senin 7 Juli 2020.

Sepanjang enam bulan kemunculan wabah Covid-19, WHO mengesampingkan potensi SARS-CoV-2, nama yang diberikan untuk virus corona itu, menular lewat aerosol di udara. Menurut WHO, virus itu menyebar terutama lewat permukaan benda yang terkontaminasi dan droplet yang berukuran lebih besar daripada aerosol yang terlontar saat seorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.

Berbeda dengan aerosol (berukuran diameter kurang dari lima mikrometer) yang bisa melayang-layang oleh embusan udara dari mesin AC dan terakumulasi di udara, droplet lebih berat cepat jatuh dari udara. Studi oleh William Wells pada 1930-an menduga droplet berukuran besar jatuh dari udara setelah jarak dua meter.

Itu sebabnya selama ini WHO hanya merekomendasikan protokol kesehatan penanggulangan Covid-19 berupa cuci tangan pakai sabun sesering mungkin dan menjaga jarak fisik satu sama lain sejauh 6 kaki (1,8 meter). Sedang keyakinan virus menular di udara, melalui aerosol, akan berimplikasi rekomendasi lain yakni memperbaiki ventilasi ruangan dan membatasi forum atau pertemuan di ruang-ruang tertutup.

"Saya benar-benar senang, lega dan puas dengan pernyataan baru dari WHO itu," kata Lidia Morawska, peneliti aerosol di Queensland University of Technology. Dia adalah satu di antara 239 ilmuwan internasional yang belakangan ini mendesak WHO untuk menambahkan rekomendasi penanggulangan Covid-19 untuk penularan via udara.

“Kami khawatir kurangnya pemahaman akan risiko penularan Covid-19 lewat udara dan ketidakjelasan rekomendasi untuk mengendalikan virus di udara akan memiliki konsekuensi besar bahwa orang-orang mungkin akan berpikir kalau mereka sudah cukup terlindungi," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

Sejumlah studi atas kasus penularan di ruang tertutup memang bisa menyediakan bukti kalau aerosol benar mengangkut virus-virus itu. Plus studi di laboratorium yang dirilis Mei lalu, misalnya, memperhitungkan 1.000 partikel aerosol berukuran empat mikrometer berisi virus bisa bertahan di udara sedikitnya selama delapan menit. Atau yang dilakukan Morawska dan timnya namun belum dikaji ilmuwan lain bahwa seorang yang terinfeksi bisa bernapas mengeluarkan 1.000-100.000 salinan RNA virus itu per menit.

Masalahnya, di luar laboratorium, tantangannya jauh lebih besar untuk mendeteksi aerosol itu dan menunjukkan bagaimana mereka bisa menjadi perantara penularan virus. Dalam sebuah studi, tim peneliti di Wuhan, Cina, mendeteksi SARS-CoV-2 RNA dalam sampel aerosol yang dikumpulkan di udara di rumah sakit.

WHO dan sebagian ilmuwan lain mengkritik studi yang hanya bisa mendeteksi RNA virus tersebut, dan bukan virusnya sendiri. "Para peneliti masih berjuang menemukannya dalam uji klinis," kata Allegranzi. “Setelah itu ditemukan, kapanpun itu, maka akan jadi sangat relevan."

NATURE 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

18 jam lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

23 jam lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

7 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

8 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

10 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

11 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

11 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

11 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

12 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?