Asap Rokok Bisa Tularkan Virus Corona? Ini Kata American Lung Association

Kamis, 6 Agustus 2020 15:17 WIB

Ilustrasi orang merokok, Jakarta, Rabu, 15 Pebruari 2006. [TEMPO/ Fransiskus S.; Digital Image; 20060215]

TEMPO.CO, Jakarta - Para perokok dapat mengembuskan droplet berisi virus corona penyebab Covid-19 bersama asap yang baru mereka nikmati di saluran pernapasannya alias asap rokok bekas pakai. Ini seperti yang disebut Albert Rizzo, kepala staf medis untuk American Lung Association kepada AP.

"Mereka tidak hanya berbahaya karena tidak mengenakan masker, tapi mereka juga meniupkan banyak droplet kepada orang-orang di sekitarnya sehingga berpotensi terinfeksi virus itu," katanya.

Virus corona Covid-19 telah dipahami banyak menyebar dari satu orang ke orang yang lain melalui droplet atau butiran liur dari saluran pernapasan. Belakangan bahkan diyakini pula kalau virus dari sumber yang sama bisa menyebar di udara menumpang aerosol yang lebih kecil dan ringan.

Sedang asap rokok telah pula terbukti bisa berdampak ke orang lain. Sehingga ada istilah perokok pasif untuk mereka yang tidak merokok namun mengalami efek kesehatan yang sama dengan si perokok.

Asap rokok dengan ratusan unsur kimia beracunnya--70 di antaranya karsinogenik--bisa merusak paru-paru, memicu asma dan menyebabkan penyakit jantung ataupun stroke. Semuanya, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), bisa berkomplikasi dengan infeksi virus corona.

Advertising
Advertising

Bahkan jika asap rokok itu tak terhirup perokok pasif bisa tetap berbahaya. Ini, kata organisasi kesehatan Salud America, karena asap itu bisa bergelayut pada debu, menetap pada pakaian, dinding dan perabotan dan menjadi tempat berlabuh virus-virus.

"Debu mungkin untuk mengandung partikel aerosol atau asap yang berukuran lebih besar daripada virus corona," bunyi temuan tim peneliti Ilmu dan Teknologi Lingkungan pada musim semi lalu. “Itu sebabnya, mereka mungkin menampung Covid-19."

Meskipun belum ada studi peer-reviewed (dikaji antar ilmuwan) yang mengevaluasi risiko infeksi virus corona penyebab Covid-19 terkait kebiasaan merokok, tapi perokok tembakau mungkin lebih rentan tertular Covid-19. Penyebabnya, kontak jemari dengan bibir, yang menambah peluang penularan virus dari tangan ke mulut.

Sementara, informasi yang ada saat ini dianggap belum cukup mengkonfirmasi hubungan antara tembakau atau nikotin dalam pencegahan atau pengobatan Covid-19. WHO mendesak para peneliti, ilmuwan, dan media untuk berhati-hati terhadap klaim-klaim yang belum terbukti.

FOX NEWS | ASSOCIATED PRESS | WHO


Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

14 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

21 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya