Selain Puncak Hujan Meteor Perseid, Saksikan Bulan Berpose dengan Planet

Selasa, 11 Agustus 2020 07:00 WIB

Sebuah meteor melesat melintasi langit selama puncak hujan meteor Perseid di Prijedor, Bosnia dan Herzegovina 12 Agustus 2019. Hujan meteor Perseid akan berlangsung hingga 24 Agustus.. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Selain adanya puncak hujan meteor perseid, Agustus 2020 ini akan memberikan banyak kesempatan untuk melihat Bulan berpose dengan planet-planet. Bulan dan planet-planet berpose mulai pada tanggal 1, 9 dan 15 Agustus nanti.

Dikutip laman resmi lembaga penerbangan dan antariksa Amerika Serikat NASA, pada 1 Agustus lalu, Bulan membuat segitiga indah dengan Jupiter dan Saturnus rendah di tenggara setelah Matahari terbenam. Ketiganya terlihat sepanjang malam, naik ke titik tertinggi di selatan sekitar pukul 11 malam waktu setempat.

Jika melewatkannya, ada peluang lain di akhir bulan ini, yakni pada 28 Agustus, saat Bulan berputar kembali di orbitnya untuk bergabung dengan pasangan planet. Kemudian pada 9 Agustus, Mars akan tampak sangat dekat dengan Bulan sebelum fajar.

Saat hari itu, bisa melihat ke arah selatan, Mars memiliki titik terang kemerahan tepat di kanan Bulan. Jika cuaca memungkinkan, ini akan menjadi langit yang indah, dengan Pleiades, Orion, Aldebaran dan Venus di tenggara.

Sementara, pada 15 Agustus nanti, satu jam sebelum Matahari terbit, cari Venus di timur, hanya berjarak beberapa jari dari Bulan sabit. Dan jika ingin melihat sebelum langit menjadi terlalu cerah, maka akan melihat duo benda langit itu pada pagi hari dikelilingi oleh cincin bintang yang terang.

Advertising
Advertising

Sementara, puncak hujan meteor perseid tahunan akan terjadi pada dini hari, 12 Agustus. Bulan seperempat terakhir akan mengganggu visibilitas sebagian besar meteor perseid yang lebih redup tahun ini, tapi masyarakat masih bisa melihat beberapa meteor yang lebih terang, termasuk 'bola api' sesekali.

Waktu terbaik untuk melihat-lihat adalah pada jam-jam sebelum fajar pada 12 Agustus, tapi tengah malam hingga fajar setiap pagi pada minggu sebelum atau sesudahnya juga akan memunculkan beberapa meteor. Perseid umumnya tampak memancar dari titik tinggi di utara, yang disebut 'pancaran'.

Namun, untuk menyaksikannya, hanya perlu mengarahkan diri secara umum ke utara dan melihat ke atas.

Saat membicarakan meteor, tahukah Anda bahwa banyak dari 'bintang jatuh' ini berasal dari komet? Sebagian besar hujan meteor tahunan yang diamati terjadi saat Bumi melewati jejak puing yang ditinggalkan oleh komet aktif yang mengorbit Matahari, membuang serpihan kecil puing berdebu di ekor panjangnya.

Meteor perseid berasal dari komet bernama Swift-Tuttle, yang mengorbit Matahari setiap 133 tahun. Pada Juli lalu, sebuah komet yang baru ditemukan oleh misi NEOWISE NASA muncul di langit, membuat kagum para pengamat.

Komet Neowise memiliki orbit hampir 7.000 tahun mengelilingi Matahari, jadi ia tidak akan kembali seperti ini untuk waktu yang lama, tapi mungkin saja meteor yang terlihat suatu malam di masa depan hanya sedikit mengingatkan komet Neowise.

NASA

Berita terkait

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

20 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

24 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

40 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

49 hari lalu

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

26 Februari 2024

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

Pesawat ruang angkasa besutan Intuitive Machines berhasil mendarat di bulan. Misi yang menentukan kelancaran penerbangan ke bulan di masa depan.

Baca Selengkapnya

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.

Baca Selengkapnya

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

29 Januari 2024

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

Pulihnya perangkat dan panel surya SLIM akibat perubahan arah sinar matahari di bulan.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

22 Januari 2024

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

Panel surya macet, wahana antariksa Jepang SLIM di Bulan bergantung masa hidup baterai. Saat ini sudah hilang sinyal.

Baca Selengkapnya

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

20 Januari 2024

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

Mengapa misi pendaratan 'penembak jitu di bulan' Jepang penting?

Baca Selengkapnya

NASA Tunda Misi Artemis Berawak Pertama ke Bulan hingga September 2025

10 Januari 2024

NASA Tunda Misi Artemis Berawak Pertama ke Bulan hingga September 2025

Artemis 2, yang tadinya dijadwalkan untuk diluncurkan pada November 2024, kini menargetkan September 2025.

Baca Selengkapnya