Studi: Risiko Kematian Pasien Covid-19 Bisa Diketahui dari Hasil Tes Darah

Rabu, 12 Agustus 2020 11:58 WIB

Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Studi dari George Washington University menyebutkan bahwa tingkat infeksi virus corona Covid-19 pada seorang pasien mungkin ditentukan dari lima indikator dalam darahnya. Indikator yang disebut biomarker itu dikaitkan dengan kerusakan dan bahkan kematian akibat Covid-19.

Hasil studi itu dipublikasikan di Future Medicine. Isinya mengatakan kalau penelitian dilakukan mengikuti temuan awal di Cina yang menunjukkan biomarker itu terkait dengan kondisi pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru.

"Studi telah mengidentifikasi kelima penanda biologis ini memiliki hubungan dengan hasil yang buruk," kata anggota tim penelitinya, Juan Reyes dan Shant Ayanian, seperti dikutip dari Fox News, Selasa 11 Agustus 2020.

Tim peneliti mempelajari sampel darah dari 299 pasien positif Covid-19. Mereka kemudian menguji sampel darah di laboratorium dan menganalisis lima unsur biomarkers di dalamnya: protein C-reaktif (CRP), diagnosis penyakit (D-dimer), sitokina yang disekresi dari jaringan tubuh ke dalam plasma darah (IL-6), kerusakan jaringan (LDH), dan protein pengikat zat besi (ferritin).

Baca juga:
Vaksin Covid-19 Pertama dari Rusia Disebut Sebagian Ahli Semborono dan Berbahaya

Sebanyak 200 pasien di antaranya menjalani kelima uji atau analisis biomarker itu sekaligus. Hasilnya, peningkatan kadar biomarker dikaitkan dengan gangguan perdarahan dan peradangan yang, menurut studi, menunjukkan peningkatan risiko masuk ICU, dukungan ventilator, dan kematian. Tim peneliti melaporkan risiko kematian terbesar terjadi saat kadar D-dimer lebih besar dari 3 μg/ml dan LDH lebih tinggi dari 1200 unit/l.

Ayanian yang merupakan asisten profesor kedokteran di GW School of Medicine and Health Sciences berharap penanda biologis itu bisa membantu dokter menentukan seberapa agresif mereka perlu merawat pasien. "Apakah pasien harus dipulangkan, dan bagaimana memantau pasien yang akan pulang, di antara keputusan klinis lainnya," katanya.

Saat ini, dokter menentukan risiko kematian pasien Covid-19 berdasarkan usia dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti obesitas, penyakit jantung, dan sistem kekebalan yang terganggu. Tes darah sederhana yang dilakukan di unit gawat darurat bisa membantu memandu perawatan pasien virus corona dan rencana perawatan.

“Mengingat tantangan saat ini yang dihadapi oleh pandemi, terutama institusi yang menangani pasien dalam jumlah besar, penelitian ini dapat bermanfaat bagi dokter untuk mengidentifikasi pasien yang lebih sakit dan membantu pemanfaatan sumber daya," tertulis dalam hasil studi itu.

Baca juga:
Borong Vaksin Covid-19: Setelah dari Pfizer, AS Beli juga dari Moderna

Tim peneliti menyatakan akan terus menganalisis data ini untuk membantu dokter membuat keputusan yang lebih tepat untuk pasien Covid-19.

Seperti diketahui penyakit infeksi virus corona 2019 itu telah menyebabkan lebih dari 740 ribu kematian di dunia hingga saat artikel ini dibuat. Mereka di antara total 20,2 juta kasus infeksi.

Advertising
Advertising


FOX NEWS | FUTURE MEDICINE


Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

23 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

6 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

13 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

13 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

14 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya