TEMPO.CO, Jakarta - Para orang dewasa penderita obesitas diperkirakan tidak akan menerima manfaat vaksin Covid-19 yang sama besarnya dengan yang diterima orang lain. Para ilmuwan di Amerika Serikat merujuk kepada pengalaman vaksinasi hingga 40 tahun ke belakang seperti flu dan Hepatitis A dan B.
"Akankah kami memiliki vaksin Covid-19 tahun depan yang disesuaikan dengan obesitas? Tidak mungkin," ujar Raz Shaikh, profesor dari Departemen Nutrisi di University of North Carolina, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Fox News, Kamis 6 Agustus 2020.
Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 40 persen orang dewasa penderita obesitas. Mereka, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), termasuk yang berisiko tinggi jika terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.
Selama ini para penderita obesitas itu masih sangat dianjurkan untuk mendapatkan setiap vaksinasi. "Vaksin influenza masih bekerja pada pasien dengan obesitas, meski tidak sebaik dibandingkan terhadap orang yang lain," kata Direktur Riset Diabetes University of Alabama Timothy Garvey.
Obesitas telah lama dikenal sebagai faktor risiko yang signifikan untuk kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker. Ahli imunologi juga telah menemukan bahwa hal itu juga berdampak negatif pada respons kekebalan tubuh.
"Obesitas adalah masalah global yang serius, dan respons sistem imun tubuh yang tak optimal dari vaksin yang teramati pada populasi penderita obesitas jelas tidak dapat diabaikan," kata Kelompok Riset Vaksin Mayo Clinic dalam studi 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Vaccine.
Orang-orang dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) tinggi secara historis juga telah dikeluarkan dari daftar uji coba obat--dilaporkan karena kondisi kronis yang akan mengganggu hasil. Tapi, uji klinis vaksin Covid-19 saat iini disebutkan Larry Corey yang mengawasi uji klinis fase III yang disponsori National Institutes of Health, tidak memperhitungkan soal BMI.
Sementara itu, koordinator satuan tugas virus corona Gedung Putih, Deborah Birx, telah memperingatkan bahwa negara itu sekarang berada dalam fase baru pandemi Covid-19. Menurut data dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, ada lebih dari 4,7 juta kasus infeksi virus itu yang dikonfirmasi di Amerika dan lebih dari 18 juta di seluruh dunia.
FOX NEWS | KAISER HEALTH NEWS | CNN