Studi Ini Bantah Bahaya Remaja Depresi Karena Media Sosial

Selasa, 18 Agustus 2020 12:38 WIB

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian mengklaim bahwa menghabiskan waktu di platform media sosial seperti Instagram, Snapchat dan TikTok tidak meningkatkan risiko masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Penelitian terhadap 74 ribu remaja, usia 13-16 tahun itu, di Amerika Serikat itu bahkan tidak menemukan hubungan antara gejala depresi dan penggunaan media sosial.

Penelitian itu dilakukan karena semakin banyak remaja yang aktif di media sosial, terutama selama pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak Maret lalu. "Karena mereka harus bergantung pada Instagram, TikTok, dan platform lain untuk tetap berhubungan dengan teman," kata penulis studi Noah Kreski dari Mailman School of Public Health, Columbia University, New York.

Penelitian Kreski tidak menemukan bukti kuat atas keprihatinan yang disuarakan beberapa orang dewasa akan potensi risiko kesehatan mental dari perilaku para remaja itu. Kreski dan timnya menganalisis data survei yang dikumpulkan Monitoring the Future, studi berkelanjutan tentang perilaku, sikap, dan nilai-nilai orang Amerika dari masa remaja hingga dewasa.

Mereka mengambil sampel 74.472 siswa kelas 8 dan 10, usia 13-14 tahun dan 15-16 tahun, antara 2009-2017, yang menyampaikan gejala depresi dan penggunaan media sosial sehari-hari. Penggunaan media sosial dinilai dengan pertanyaan 'seberapa sering Anda melakukan masing-masing hal berikut? Mengunjungi situs-situs seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain'.

Opsi jawaban mulai dari 'hampir setiap hari' hingga 'tidak pernah', dengan opsi perantara 'setidaknya sekali seminggu', 'sekali atau dua kali sebulan' dan 'beberapa kali setahun'.

Para remaja juga diminta menilai empat pernyataan dalam skala satu sampai lima yang mencerminkan seberapa besar mereka setuju--'hidup sering kali tampak tidak berarti', 'masa depan sering kali tampak tanpa harapan', 'rasanya senang hidup' dan 'saya menikmati hidup sebanyak siapa pun'.

Baca juga:
Akun Twitter Tokoh Terkenal Diretas, FBI Tangkap Remaja Baru Lulus SMA

Data yang didapat menunjukkan penggunaan media sosial harian di antara siswa kelas 8 dan 10 meningkat dari 61 menjadi 89 persen di antara anak perempuan sepanjang 2009-2017. Di antara anak laki-laki, penggunaan media sosial juga meningkat dari 46 menjadi 75 persen dalam jangka waktu yang sama.

Namun, penggunaan media sosial sehari-hari tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan gejala depresi pada anak-anak-anak itu terutama yang perempuan. Untuk anak laki-laki, hasilnya disebutkan tidak konsisten, meskipun beberapa bukti menunjukkan bahwa penggunaan media sosial sehari-hari sebenarnya dapat melindungi dari depresi.

<!--more-->

Menariknya, setiap potensi efek berbahaya dari media sosial terbatas antara 2009 dan 2010. "Diduga karena peran dan sifat media sosial bervariasi dari waktu ke waktu," bunyi laporan hasil penelitian itu. "Mungkin juga karena media sosial diadopsi lebih awal oleh individu dengan risiko depresi yang lebih tinggi."

Studi tersebut menantang anggapan bahwa media sosial adalah faktor risiko saat ini untuk gejala depresi pada remaja. Penelitinya menyimpulkan, penggunaan media sosial sehari-hari bukanlah faktor risiko yang kuat atau konsisten untuk gejala depresi baik untuk jenis kelamin maupun kelompok usia.

Penulis senior yang juga seorang profesor di Mailman School of Public Health, Katherine Keyes, menilai studi itu tidak menangkap beragam cara remaja menggunakan media sosial. "Yang mungkin positif dan negatif tergantung pada konteks sosial," ujarnya.

Penelitian di masa depan, dia menyarankan, bisa mengeksplorasi perilaku dan pengalaman spesifik anak muda atau remaja yang menggunakan media sosial, serta lebih sering terlibat dengan berbagai platform. Keyes juga menekankan sampel penelitian yang andal.

Advertising
Advertising

Bukti terbaru menunjukkan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada depresi remaja, gejala depresi dan perilaku bunuh diri, terutama di kalangan anak perempuan. Ada banyak spekulasi bahwa peningkatan penggunaan smartphone dan platform media sosial telah berkontribusi pada tren ini.

Menurut teori, remaja yang sering menggunakan ponsel semakin terisolasi dari interaksi tatap muka, mengalami penindasan di dunia maya, dan menghadapi tantangan harga diri. Misalnya, remaja mungkin melihat foto glamor yang diposting oleh salah satu temannya di lokasi mewah di Instagram, yang dapat memicu perasaan cemburu dan tidak mampu.

Di sisi lain, penelitian Columbia University menyatakan penggunaan media sosial mungkin memiliki efek positif pada harga diri remaja. Situs jejaring sosial menyediakan ruang untuk konten yang positif atau lucu, dan sangat berharga bagi remaja yang mengalami depresi.

Beragam pilihan yang dapat diakses untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, seperti WhatsApp dan Facebook Messenger, juga berdampak positif pada remaja. Banyak anak muda juga mencari dukungan dan nasihat di media sosial, terutama mereka yang memiliki gejala depresi sedang hingga parah.

DAILT MAIL | MONITORING THE FUTURE

Berita terkait

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

21 jam lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Mengembalikan Akun TikTok yang Ditangguhkan dengan Mudah

3 hari lalu

Cara Mengembalikan Akun TikTok yang Ditangguhkan dengan Mudah

Aplikasi TikTok bisa dibanned karena beberapa alasan, seperti kesalahan konten. Berikut ini cara mengembalikan akun TikTok yang ditangguhkan.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

3 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

3 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

3 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

3 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Cara Menyematkan Komentar di Instagram untuk Android dan iOS

4 hari lalu

Cara Menyematkan Komentar di Instagram untuk Android dan iOS

Untuk meningkatkan engagement, Anda bisa menyematkan komentar di Instagram. Ketahui cara menyematkan komentar di Instagram berikut ini.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

5 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya