Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Reporter

Antara

Rabu, 19 Agustus 2020 23:13 WIB

Bayi orangutan di Taman Safari Prigen Pasuruan Jawa Timur, Rabu 19 Agustus 2020. (Antara Jatim/Taman Safari Prigen/IS)

TEMPO.CO, Pasuruan - Koleksi orangutan (Pongo pygmaeus) di Taman Safari Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, bertambah dengan kelahiran bayi jenis satwa itu yang diberi nama Nanda pada 11 Maret lalu. Kehadiran Nanda dianggap kado pada perayaan International Orangutan Day atau Hari Orangutan Sedunia yang jatuh pada hari ini, Rabu 19 Agustus 2020.

Dokter hewan Taman Safari Prigen, Nanang Tedjo Laksono, menerangkan, Nanda lahir secara normal pada 11 Maret 2020 dari induk bernama Naning (40 tahun) dan pejantan bernama Bima (27 tahun). Kondisi sang bayi betina itu disebutkannya sehat dan dirawat oleh induknya."Bayi orangutan terpantau menyusu dalam kurun waktu dua jam dan beraktivitas secara normal di exhibit-nya," katanya.

Nanang menjelaskan dengan adanya Nanda, maka jumlah orangutan di Taman Safari Prigen saat ini bertambah menjadi 22 ekor. Dia menekankan kelahiran Nanda sebagai keberhasilan pelestarian satwa di Taman Safari Prigen. "Sebagai lembaga konservasi, tentu saja menjaga populasi satwa yang terancam punah menjadi salah satu kewajiban Taman Safari Prigen," kata dia.

Terpisah, melalui diskusi virtual Hari Orangutan Sedunia yang diselenggarakan Pusat Kebudayaan Amerika Serikat @america, Direktur Program International Animal Rescue (IAR) Indonesia Karmele Llano Sanchez mengungkap kekhawatirannya akan dampak pandemi Covid-19 yang sedang menjangkiti manusia.

"Sejauh ini kita masih belum bisa membuktikan secara sains apakah Covid-19 bisa ditransmisikan kepada orangutan, tapi karena memiliki kesamaan dengan manusia ada kemungkinan penyakit itu bisa menular," kata Karmele.

Ancaman penyakit itu, kata Karmele, tidak hanya akan terjadi kepada orangutan di tempat rehabilitasi tapi juga di penangkaran dan yang berada di alam bebas. Ada juga dampak tidak langsung terkait finansial di mana krisis ekonomi global dapat membuat dukungan dana untuk melakukan penyelamatan satwa itu semakin berkurang.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Selain itu, Covid-19 juga memberikan tekanan antropogenik, atau bahaya yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terhadap sumber daya alam yang penting dalam konservasi orangutan. "Orang yang kehilangan mata pencahariannya bisa jadi satu-satunya pilihan mereka adalah pergi ke hutan untuk menebang pohon atau berburu hewan," kata Kemele.

Karena itu dia mendorong adanya solusi terintegrasi untuk mendukung konservasi orangutan sambil menjaga juga penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar habitat orangutan.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

18 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

19 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

22 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya