AstraZeneca Uji Klinis Obat Covid-19 Berbasis Antibodi Buatan

Reporter

Tempo.co

Kamis, 27 Agustus 2020 01:00 WIB

Ruang pengemasan primer (Primary packaging) di Pabrik Pengemasan Obat AstraZeneca, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen obat asal Inggris AstraZeneca telah mulai menguji obat Covid-19 berbasis antibodi buatan. Uji ini berbeda dari yang dilakukannya terhadap kandidat vaksin untuk menghadang virus corona penyebab penyakit yang sama.

Obat yang diuji diberi nama AZD7442, merupakan kombinasi dari dua antibodi monoklonal (mAbs). Uji awal terhadap 48 peserta sehat antara usia 18 dan 55 tahun diklaim menunjukkan obat itu aman. Uji saat ini dilakukan dalam skala yang lebih besar.

Pengembangan mAbs dilakukan AstraZeneca menggunakan pendekatan yang sudah diuji oleh sejumlah perusahaan farmasi lain. Antibodi monoklonal (mAbs) meniru antibodi alami yang dihasilkan dalam tubuh untuk melawan infeksi dan bisa disintesis di laboratorium. Teknik ini biasa diterapkan termasuk untuk pengobatan beberapa jenis kanker.

Wakil Presiden Eksekutif Penelitian dan Pengembangan Biofarmasi AstraZeneca, Mene Pangalos, menerangkan, teknik kombinasi antibodi itu digabungkan dengan teknologi AstraZeneca, perpanjangan waktu paruh. "Ini memiliki potensi untuk meningkatkan efikasi dan ketahanan penggunaan, selain mengurangi kemungkinan resistensi virus," kata dia.

Untuk pengembangan alternatif vaksin itu, AstraZeneca menerima dana US$ 23,7 juta dari Pemerintah Amerika Serikat pada Juni lalu. Pemerintahan yang sama pada Minggu, 23 Agustus 2020, juga menetapkan penggunaan plasma konvalesen (plasma donor dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh) sebagai terapi darurat sambil menunggu ketersediaan vaksin.

Plasma konvalesen bergabung dengan dua obat darurat lainnya, yakni remdesivir dan dexamethasone, yang telah teruji lewat uji klinis mampu mengurangi peluang kematian pasien Covid-19.

Baca juga:
Selain Vaksin, Pfizer Akan Produksi Obat Covid-19 Remdesivir

Advertising
Advertising

Sementara itu, Financial Times melaporkan pada akhir pekan bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang mempertimbangkan persetujuan jalur cepat dari vaksin Covid-19 AstraZeneca. Percepatan yang dimaksud adalah memberikannya sebelum pemilihan presiden November mendatang.

REUTERS | FINANCIAL TIMES

Berita terkait

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 jam lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

1 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

6 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

11 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

20 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

22 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

26 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya