TEMPO.CO, New York - Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat Moderna Inc berencana menetapkan harga vaksin Covid-19 yang dikembangkannya sebesar 50-60 dolar AS (sekitar Rp 720-860 ribu) per paket. Kisaran harga ini diberitakan Financial Times mengutip sejumlah sumber, Selasa 28 Juli 2020.
Harga yang ditetapkan Moderna Inc untuk satu paket berisi dua dosis vaksin itu lebih mahal 11 dolar AS dari vaksin yang dijual oleh Pfizer, perusahaan farmasi yang juga berbasis di AS. Pfizer yang memproduksi vaksinnya bersama perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, memberi harga 39 dolar AS (sekitar Rp 564 ribu) ke Pemerintah AS dan menyatakan tidak akan menjual lebih murah daripada itu kepada negara-negara maju di Eropa.
Seorang juru bicara Moderna mengatakan perusahaan masih membahas kemungkinan pengadaan vaksin yang disebut dengan mRNA-1273 itu dengan sejumlah negara. Namun, ia tidak menyebutkan informasi mengenai harga jual vaksin dengan alasan, "Aspek kerahasiaan isi pertemuan dan kontrak bisnis."
Seorang narasumber Reuters yang mengetahui masalah tersebut memastikan belum ada kesepakatan harga yang tercapai. Namun sejumlah pengamat mengatakan harga jual yang disepakati Pfizer-BioNTech dan Amerika memang menyulitkan produsen vaksin lainnya. Pfizer dan BioNTech telah menyepakati penjualan vaksin Covid-19 untuk 50 juta pasien di Amerika Serikat senilai total 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 29 triliun).
Pfizer, Moderna, serta Merck & Co sebelumnya telah mengatakan kalau mereka berencana mencari keuntungan dari penjualan vaksin. Sementara produsen vaksin lainnya, Johnson & Johnson mengumumkan rencana harga vaksin ditetapkan tanpa pertimbangan mencari untung.
Berbeda lagi dengan AstraZeneca Plc. Raksasa farmasi yang ini sepakat untuk menyediakan 300 juta dosis calon vaksin sebagai imbal balik atas dukungan dana sebesar 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 17,36 triliun) yang dibayar di muka.
Dengan demikian, harga vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca nanti telah diketahui sebesar 4 dolar AS (sekitar Rp 57.000) per dosis.
Pemerintah AS sendiri menyiapkan hampir satu miliar dolar AS (sekitar Rp 14,47 triliun) untuk mendukung penelitian dan pengembangan calon vaksin buatan Moderna. Dana itu merupakan bagian dari kebijakan Presiden Donald Trump yang disebut "Operation Warp Speed". Langkah itu bertujuan untuk mempercepat produksi vaksin Covid-19 yang saat ini telah menewaskan lebih dari 650.000 jiwa di ratusan negara--terbesar di AS
Sumber: Reuters