Inggris Kembangkan Tes Covid-19 yang Lebih Cepat Lagi

Jumat, 4 September 2020 14:23 WIB

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris mengatakan telah menginvestasikan dananya dalam mengembangkan tes virus corona Covid-19 yang bisa memberikan hasil dalam 20 menit. Dengan tes cepat tersebut, Inggris memiliki kapasitas untuk melakukan hampir 350 ribu tes per hari--meski hanya sekitar 180 ribu yang benar-benar diproses setiap harinya.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan pemerintah sedang memperluas uji coba dua tes terbaru, di antaranya memanfaatkan air liur atau ludah tanpa usap (swab), yang memberikan hasil dalam beberapa menit saja. "Kami juga menjalankan uji coba tentang manfaat pengujian berulang pada orang-orang tanpa gejala," ujar dia, seperti dikutip Fox News, Kamis, 3 September 2020.

Inggris telah memperluas kapasitas pengujiannya sejak dimulainya pandemi tapi dikritik belum berbuat cukup untuk menemukan dan mengisolasi orang-orang yang terinfeksi virus corona. Mereka juga mengatakan tes untuk virus itu dijatah karena sistem tidak dapat memenuhi permintaan.

Namun, Hancock bersikeras bahwa sistem tersebut berfungsi dengan baik, meskipun ada beberapa tantangan operasional. Menurutnya, pengujian adalah garis pertahanan penting dalam memerangi pandemi ini. "Selama enam bulan terakhir kami telah membangun hampir dari awal salah satu sistem pengujian terbesar di dunia," kata dia.

Hancock menerangkan, tim tenaga medis perlu menggunakan setiap inovasi baru yang dimiliki untuk memperluas penggunaan pengujian. Serta membangun kemampuan pengujian massal yang dapat membantu menekan virus dan memungkinkan lebih banyak hal yang membuat hidup layak dijalani.

"Kami mendukung pengujian baru inovatif yang cepat, akurat, dan lebih mudah digunakan yang akan memaksimalkan dampak dan skala pengujian untuk membantu kita kembali ke cara hidup yang lebih normal," kata dia menambahkan.

Hancock juga mengumumkan bahwa bagian dari paket pendanaan sebesar 500 juta Pound sterling (setara Rp 9,7 triliun) akan digunakan untuk menilai efek pengujian berulang kali. Pengumuman itu datang saat percobaan pengujian populasi berulang di seluruh komunitas dan akan dimulai di Salford, Manchester.

Baca juga:
Ini Kucing Pertama di Inggris Positif Terinfeksi Covid-19

Baroness Dido Harding, ketua eksekutif sementara dari National Institute for Health Protection, mengatakan teknologi dan metode pengujian baru sangat penting untuk menjaga sistem terus berkembang dan meningkat. "Terutama saat kami menilai bagaimana pengujian rutin dapat membantu memilih sampai kasus virus teridentifikasi," katanya.

Harding menambahkan akan terus meningkatkan kapasitas uji kasus infeksi Covid-19 dengan memperluas jaringan situs pengujian dan berinvestasi dalam teknologi baru untuk menjangkau lebih banyak orang melalui Test and Trace.



FOX NEWS | BBC | EXPRESS

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

16 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

3 hari lalu

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

3 hari lalu

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

4 hari lalu

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

Silverstone adalah salah satu sirkuit paling ikonik di dunia balap Formula 1.

Baca Selengkapnya