Gempa Magnitudo 6,9 Talaud Sulut Akibat Subduksi Lempeng Laut Filipina
Reporter
Antara
Editor
Erwin Prima
Senin, 7 September 2020 06:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi magnitudo 6,9 yang melanda Melonguane, Sulawesi Utara, termasuk gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng laut Filipina.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu malam, 6 September 2020.
Rahmat mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik.
Gempa tektonik ini terjadi Minggu malam pukul 22.23 WIB dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,42 LU dan 125,92 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 280 km arah utara Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 117 km.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Tahuna dan Siau dengan skala III MMI (Modified Mercalli Intensity) atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Menurut Rahmat, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Dia menyampaikan, hingga Minggu pukul 22.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi, serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
ANTARA