Top 3 Tekno Berita Kemarin: Covid-19 dan 'Jurang' antara Malaysia dan Indonesia
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 9 September 2020 04:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin dipuncaki artikel larangan bagi warga Indonesia datang ke sejumlah negara, termasuk tetangga Malaysia, karena angka kasus Covid-19 yang tergolong tinggi. Data statistik kedua negara bertetangga ini terkait penanganan wabah Covid-19 membuktikan adanya jurang yang dalam.
Artikel terpopuler kedua berisi saran kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di rumah agar memiliki oximeter. Ini adalah alat pengukur kadar oksigen dalam darah. Tujuannya, untuk mendeteksi secara dini jika terjadi drop kadar oksigen itu tanpa disertai gejala atau dikenal sebagai happy hypoxia--seperti yang diketahui dialami beberapa pasien Covid-19.
Baca juga:
Veteran PD II, Pesawat Tempur P-82 Mustang Diiklankan Rp 177,5 Miliar
Artikel ketiga menginformasikan kedatangan musim hujan per Oktober nanti. Informasi dibagikan BMKG lengkap dengan adanya pengaruh anomali di Samudera Pasifik yakni La Nina dan di Samudera Hindia yaitu IOD negatif. Keduanya berpengaruh menyebabkan musim hujan bakal lebih basah.
Berikut ini Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 8 September 2020, selengkapnya,
1. Negara Lain Tutup Pintu bagi WNI, Ini Data Covid-19 Indonesia-Malaysia
Malaysia menjadi salah satu dari sedikitnya 59 negara yang melarang warga Indonesia masuk ke wilayahnya terkait dengan tingginya angka kasus positif Covid-19 di Tanah Air, sebagaimana dilaporkan Majalah Tempo. Larangan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob pada Selasa 1 September lalu dan berlaku mulai Senin, 7 September.
Data di dashboard Universitas Johns Hopkins, pada Selasa, 8 September 2020, sekitar pukul 10.00 WIB, memang menunjukkan perbedaan yang signifikan dari kasus Covid-19 di Indonesia dan Malaysia. Untuk kasus Covid-19 yang terkonfirmasi, misalnya, kasus di Indonesia lebih dari 20 kali angka kasus di Malaysia, yaitu 194.109 berbanding 9.397.
Sementara untuk angka akumulasi kematian akibat Covid-19 perbandingannya jauh lebih mencolok, yaitu hampir 63 kali lebih banyak di Indonesia, 8.025 berbanding 128.Yang menjadi perhatian, tentu saja perkembangan kasus terbaru Covid-19, di mana Indonesia mencatat kasus baru 574 kali lebih banyak dibanding Malaysia, yaitu 3.444 kasus baru di Indonesia berbanding 6 kasus baru di Malaysia.
2. Deteksi Happy Hypoxia, Pasien Covid-19 Perlu Punya Oximeter di Rumah
Alat pengukur kadar oksigen, oximeter, menjadi salah satu bahan perbincangan di dunia maya saat ini, salah satunya terkait gejala happy hypoxia atau menurunnya kadar oksigen yang bisa berujung kematian pada pasien Covid-19.
Mengenai hal ini, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito Anggarino Damay mengatakan, happy hypoxia bisa dialami pasien Covid-19 bergejala ringan yang dirawat mandiri, sehingga mereka perlu menyediakan oximeter di rumah. Oximeter bisa membantu memeriksa kadar oksigen sehingga saat level oksigen pasien rendah bisa dideteksi dini.
"Seseorang yang happy hypoxia mungkin ada gejala yang ringan yang tidak disadari bukan sama sekali tidak bergejala. Mungkin perlu sediakan di rumah untuk mereka yang menderita Covid-19 ringan yang isolasi mandiri," kata dia kepada ANTARA, Senin, 7 September.
3. Ada La Nina, BMKG: Waspada Musim Hujan Lebih Awal dan Lebih Basah
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah merilis prediksi kedatangan awal dan puncak musim hujan di wilayah Indonesia. BMKG menyatakan musim hujan akan secara bertahap dimulai dari wilayah Indonesia Barat akhir Oktober. Sebagian besar wilayah Indonesia lalu akan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2021.
Bersama prediksi itu, BMKG juga mengimbau pemerintahan dan masyarakat untuk mewaspadai musim hujan datang lebih awal. Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, menunjuk beberapa daerah yang mungkin mengalaminya adalah sebagian wilayah Sumatera dan Sulawesi, serta sebagian kecil Jawa, Kalimantan, NTB, dan NTT.
Baca juga:
Tengkorak Aneh Temuan di Malang Ternyata Kepala Macan Tutul Jawa?
Dia juga mengatakan perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan lebih basah dari normalnya. Ini, disebutnya, di Sumatera, Jawa dan sebagian kecil Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Papua.