WHO Belum Yakin Ada Vaksinasi Covid-19 Sampai Pertengahan 2021, Ini Alasannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 9 September 2020 06:53 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengatakan pihaknya tidak bisa mengharapkan vaksinasi Covid-19 dilakukan sebelum pertengahan tahun 2021. Pernyataan tersebut jelas bertentangan dengan keinginan beberapa negara untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secepatnya.

Melansir Reuters pada Selasa, 8 September 2020, juru bicara WHO, Margaret Harris, mengatakan sejauh ini tidak ada satu pun dari kandidat vaksin dalam uji klinis lanjutan yang memiliki setidaknya 50 persen kemanjuran seperti yang diharapkan WHO.

Meskipun beberapa vaksin sudah melewati uji klinis tahap ketiga dengan melibatkan ribuan relawan, hal itu belum cukup untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin tersebut.

“Tahap tiga ini membutuhkan waktu yang lebih lama, perlu melihat tingkat protektif dari vaksin tersebut, kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu,” ujar Harris.

Dalam prosedur normal, penyelenggara uji coba vaksin harus menunggu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk dapat memastikan efektivitas dan keamanan vaksinnya tersebut.

Advertising
Advertising

Meskipun sampai sekarang sudah ada setidaknya enam sampai sembilan vaksin yang sudah banyak diuji coba, Haris mengungkapkan dirinya tidak memprediksi ada vaksinasi sampai pertengahan tahun depan.

“Dalam kerangka waktu yang realistis, kami benar-benar tidak memprediksi ada vaksinasi secara luas sampai pertengahan tahun 2021,” ujar Harris, dikutip dari SCMP.

Harris juga mengatakan banyak orang telah divaksinasi, sementara WHO tidak tahu mengenai efektivitas vaksin yang digunakan tersebut. Menurutnya, hasil dari setiap uji coba harus dilaporkan agar bisa dilakukan penilaian lebih lanjut.

Selama masa pandemi, beragam perusahaan farmasi dari beberapa negara memang tengah berlomba mengembangkan vaksin virus corona dengan cepat. Sebut saja Rusia. Negara ini dinilai memberikan persetujuan untuk vaksin Covid-19 dalam waktu yang sangat singkat.

Selain itu, pejabat kesehatan Amerika dan perusahaan farmasi Pfizer, juga mengatakan bahwa vaksin di negeri Paman Sam tersebut siap didistribusikan paling cepat akhir Oktober 2020. Beberapa pihak menilai upaya yang dilakukan Amerika memiliki keterikatan dengan agenda pemilihan umum Presiden Amerika Serikat pada November 2020.

Diberitakan SCMP, pada 10 Agustus 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (PDA) menetapkan tingkat kemanjuran vaksin minimal 50 persen sebelum disetujui, itu artinya pasien Covid-19 memiliki peluang seimbang untuk sembuh atau tidak. Dari penetapan tersebut, peneliti menilai vaksin yang diproduksi dengan tingkat kemanjuran tersebut berisiko menjadi vaksin yang lemah.

Direktur for Research Innovation di Biotechnology and Drug Discovery di Washington University, St Louis, Michael Kinch, mengatakan vaksin yang lemah bisa jadi memberikan rasa aman yang salah dan tidak menghentikan penyebaran virus sejak awal. Selain itu, penelitian yang hanya dilakukan beberapa bulan belum cukup untuk mengetahui adanya efek samping dan daya tahan vaksin tersebut.

“Dari sudut pandang logistik, vaksin yang lemah mungkin memerlukan banyak dorongan dari waktu ke waktu. Itu akan menambah biaya dan waktu yang cukup besar untuk seluruh populasi di dunia, kemudian apakah semua orang bersedia disuntik vaksin tambahan, khususnya jika vaksin tersebut ada efek sampingnya,” ujar Kinch, dikutip dari SCMP.

Dia menambahkan, idealnya vaksin harus efektif selama 10 sampai 12 tahun. Meskipun pada generasi pertama vaksin mungkin tidak mencapainya, para ilmuwan bisa mengembangkannya di generasi kedua.

Sementara itu, seorang profesor di Departemen Kedokteran di Imperial College, London, Daniel Altmann, mengatakan penerapan vaksin dengan kekebalan jangka pendek untuk skala besar merupakan mimpi buruk. Memproduksi, meluncurkan, kemudian memantau miliaran dosis vaksin akan menjadi tantangan logistik yang setara dengan mobilisasi untuk perang dunia atau misi ke Mars.

“Ini tidak boleh menjadi balapan gila untuk mencapai garis akhir, kami benar-benar membutuhkan perbandingan yang tenang untuk membuat pilihan terbaik, yang mungkin melibatkan beberapa vaksin,”ujar Altmann.

Altmann juga menambahkan, lebih baik mencari vaksin yang dapat bertahan selama sepuluh tahun, dari pada memaksakan vaksin dengan ketahanan hanya satu tahun dan harus memulainya lagi dari awal

REUTERS | SCMP | MUHAMMAD AMINULLAH

Berita terkait

Ini Cara Kemenkes Kejar Target Imunisasi Polio, Usia di Bawah 7 Tahun jadi Prioritas

17 jam lalu

Ini Cara Kemenkes Kejar Target Imunisasi Polio, Usia di Bawah 7 Tahun jadi Prioritas

Imunisasi tambahan polio digencarkan. Polio dapat menyebabkan dampak serius, salah satunya kelumpuhan permanen.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

19 jam lalu

Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

Cacar monyet monkeypox (Mpox) salah satu penyakit yang disebabkan infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

19 jam lalu

Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Pada Agustus 2024, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di Swedia, Filipina, dan Thailand, melaporkan peningkatan kasus Mpox atau cacar monyet.

Baca Selengkapnya

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

2 hari lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza

Baca Selengkapnya

WHO Setujui Vaksin MPOX Pertama untuk Orang Dewasa

6 hari lalu

WHO Setujui Vaksin MPOX Pertama untuk Orang Dewasa

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan persetujuannya untuk vaksin MVA-BN sebagai vaksin mpox pertama dalam daftar prakualifikasi

Baca Selengkapnya

PBB Umumkan Tahap Pertama Vaksinasi Polio di Gaza Sudah Tuntas

6 hari lalu

PBB Umumkan Tahap Pertama Vaksinasi Polio di Gaza Sudah Tuntas

PBB dan mitra-mitranya telah memberikan vaksinasi polio kepada lebih dari 560.000 anak berusia di bawah 10 tahun di Gaza untuk tahap pertama

Baca Selengkapnya

BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

7 hari lalu

BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan pemerintah tak hanya mengimpor vaksin itu.

Baca Selengkapnya

Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

8 hari lalu

Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

Kementerian Kesehatan menyebut WHO telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Mpox. Sejumlah studi terbaru juga telah menguji efikasinya.

Baca Selengkapnya

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

8 hari lalu

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Hindari Wartawan Saat Keluar dari KPK, Diperiksa Kasus Pengadaan APD Covid-19

Sebelumnya, sudah ada banyak nama yang dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi APD Covid-19

Baca Selengkapnya

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

9 hari lalu

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

Pemprov Papua melalui Dinas Kesehatan setempat meminta masyarakat agar mulai menerapkan penggunaan masker guna mencegah penularan virus Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet

Baca Selengkapnya