Microsoft: Peretas Asal Rusia, Cina, dan Iran Memata-matai Trump dan Biden
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 11 September 2020 21:52 WIB
JAKARTA - Microsoft pada Kamis, 10 September 2020, melaporkan terdapat kelompok peretas yang terhubung dengan Rusia, Cina, dan Iran tengah berusaha memata-matai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan saingannya di Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun ini, Joe Biden.
Wakil Presiden Microsoft Bidang Keamanan Pelanggan, Tom Burt, mengatakan satu kelompok peretas itu adalah Strontium asal Rusia. Kelompok ini punya jejak pada kampanye Demokrat pada pemilihan presiden AS empat tahun lalu.
“Mirip dengan apa yang kami amati pada tahun 2016, Strontium meluncurkan kampanye untuk mengambil kredensial log-in orang atau menyusupi akun mereka,” ujar Burt, dikutip dari BBC, Jumat 11 September 2020.
Peretas Rusia menarget lebih dari 200 organisasi. Dari jumlah tersebut banyak organisasi yang terkait dengan partai politik AS, baik Partai Republik maupun Demokrat.
Sedang kelompok peretas asal Cina disebut telah melakukan serangan dengan target perorangan yang terkait dengan kampanye kandidat presiden AS, khususnya Biden. Dalam serangannya, para peretas yang dikenal sebagai Zirkonium ini memanfaatkan akun e-mail targetnya untuk melakukan peretasan.
Sedangkan peretas Iran menyasar orang-orang yang terlibat dengan kampanye Trump. Kelompok peretas yang dikenal sebagai Fosfor ini, dikabarkan juga pernah mencoba mengakses rekening pejabat Gedung Putih dan staf kampanye Tump antara Mei sampai Juni lalu, tapi tidak berhasil.
Microsoft menyatakan belum bisa mengkonfirmasi tujuan dari para peretas tersebut. Meskipun demikian, serangan yang telah dilancarkan sebagian besar berhasil digagalkan. Selain itu, serangan siber tersebut juga belum menyasar lembaga yang menjalankan sistem pemungutan suara pemilihan presiden AS.
Baca juga:
Begini Karakter Orang Indonesia Hingga Banyak Diserang Ransomware
Pejabat Siber Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Cristopher Krebs, mengatakan peringatan Microsoft sejalan dengan pernyataan intelejen AS. Krebs juga memastikan kalau situs fasilitas pemungutan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat terlindungi dengan baik.
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | BERBAGAI SUMBER