Kecilkan Ancaman Covid-19 di Hadapan Publik Amerika, Trump: Tak Ingin Kepanikan

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 12 September 2020 20:17 WIB

Presiden A.S. Donald Trump mengunjungi pabrik Produk Medis Puritan yang memproduksi alat penyeka swab test Covid-19, di Guilford, Maine, Jumat, 5 Juni 2020. Selama kunjungan Trump tidak mengenakan masker dan sempat memegang alat penyeka yang diproduksi. REUTERS/Tom Brenner

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump, dalam sebuah wawancara eksklusif, telah dengan sengaja meminimalkan keseriusan ancaman virus corona baru kepada publik meski mengaku memahami bahaya sebenarnya. Media massa di Amerika Serikat ramai memberitakan isi wawancara yang dituang dalam bentuk buku berjudul Rage dan rencananya akan terbit Selasa pekan depan itu.

"Saya selalu ingin mengecilkannya," kata Trump dalam wawancara pada 19 Maret lalu itu menurut CNN yang memperoleh rekaman suara wawancara itu, dan The Washington Post, edisi Rabu 9 September 2020. Trump juga mengatakan, "Saya masih suka mengecilkannya sampai sekarang karena saya tidak ingin menciptakan kepanikan."

Trump bahkan telah mengakui kepada pewawancaranya itu sebulan sebelumnya bahwa Covid-19 benar-benar 'sesuatu yang mematikan'. Saat itu, lewat sambungan telepon, dia mengatakan, "Anda hanya bernapas dan virus itu menular."

Pengakuan-pengakuan itu bertolak belakang dengan penekanan-penekanan yang dibuat Trump kepada publik. Dia di antaranya mengatakan kalau virus akan 'baik-baik saja' dan 'jauh di bawah kendali'.

"Saya kira ketika kita sampai di April, saat cuaca lebih hangat, itu memiliki efek negatif kepada jenis virus itu. Jadi mari kita lihat apa yang akan terjadi tapi saya kira kira akan baik-baik saja," bunyi contoh ucapan Trump kepada publik Amerika.

Advertising
Advertising

Tentang isi buku tersebut, Trump tidak menyangkal disebut berusaha di depan publik untuk tak menganggap serius virus tapi itu sebagai bagian upayanya untuk tak menciptakan panik. Alasannya adalah kepentingan yang lebih besar untuk Amerika Serikat.

<!--more-->

"Faktanya adalah saya adalah pemberi semangat untuk negara ini. Saya mencintai negara kita. Dan saya tidak ingin orang-orang menjadi takut," katanya.

Menurutnya, dirinya berpotensi membawa Amerika Serikat ke kepanikan dan menyebabkannya kacau. "Kami ingin menunjukkan rasa percaya diri. Kami ingin tunjukkan kekuatan sebagai sebuah bangsa. Dan itu yang sudah saya lakukan."

Trump malah menganggap buku Rage itu sebagai bagian dari alat serang terhadap dirinya secara politik. Namun ia mengaku sangat terbuka baik kepada si pewawancaranya itu maupun pihak lain. "Anda tidak bisa menunjukkan kepanikan atau Anda akan memiliki masalah yang jauh lebih besar," katanya.

Dalam jumpa pers di Gedung Putih, Kamis, Trump kembali menegaskan kalau dirinya tidak membohongi bangsa Amerika. "Tentu saja saya tidak ingin berseru-seru, 'kematian, kematian'," katanya dengan nada tinggi.

Eks wakil presiden dan kini penantang Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat, November mendatang, Joe Biden, menuding Trump telah berbohong kepada bangsa Amerika. Trump disebutnya sadar dan sengaja mengecilkan ancaman virus corona Covid-19.

Baca juga:
Obat Tradisional Suku Dayak Ini Masuk Riset Obat Covid-19

Hasilnya, lebih dari enam juta kasus infeksi di negara itu dan 190 ribu di antaranya berakhir dengan kematian sejak wabahnya merebak di awal tahun ini. "Dan komentar-komentar yang dikeluarkannya lebih dari kejam dan menunjukkan pengabaian atas kewajiban yang sangat memalukan," kata Biden.

ABC NEWS | BBC | VOA

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

14 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

19 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

20 jam lalu

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

Protes pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan terkait Israel menyebar ke seluruh universitas AS.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

21 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya