Kecilkan Ancaman Covid-19 di Hadapan Publik Amerika, Trump: Tak Ingin Kepanikan
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 12 September 2020 20:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump, dalam sebuah wawancara eksklusif, telah dengan sengaja meminimalkan keseriusan ancaman virus corona baru kepada publik meski mengaku memahami bahaya sebenarnya. Media massa di Amerika Serikat ramai memberitakan isi wawancara yang dituang dalam bentuk buku berjudul Rage dan rencananya akan terbit Selasa pekan depan itu.
"Saya selalu ingin mengecilkannya," kata Trump dalam wawancara pada 19 Maret lalu itu menurut CNN yang memperoleh rekaman suara wawancara itu, dan The Washington Post, edisi Rabu 9 September 2020. Trump juga mengatakan, "Saya masih suka mengecilkannya sampai sekarang karena saya tidak ingin menciptakan kepanikan."
Trump bahkan telah mengakui kepada pewawancaranya itu sebulan sebelumnya bahwa Covid-19 benar-benar 'sesuatu yang mematikan'. Saat itu, lewat sambungan telepon, dia mengatakan, "Anda hanya bernapas dan virus itu menular."
Pengakuan-pengakuan itu bertolak belakang dengan penekanan-penekanan yang dibuat Trump kepada publik. Dia di antaranya mengatakan kalau virus akan 'baik-baik saja' dan 'jauh di bawah kendali'.
"Saya kira ketika kita sampai di April, saat cuaca lebih hangat, itu memiliki efek negatif kepada jenis virus itu. Jadi mari kita lihat apa yang akan terjadi tapi saya kira kira akan baik-baik saja," bunyi contoh ucapan Trump kepada publik Amerika.
Tentang isi buku tersebut, Trump tidak menyangkal disebut berusaha di depan publik untuk tak menganggap serius virus tapi itu sebagai bagian upayanya untuk tak menciptakan panik. Alasannya adalah kepentingan yang lebih besar untuk Amerika Serikat.
<!--more-->
"Faktanya adalah saya adalah pemberi semangat untuk negara ini. Saya mencintai negara kita. Dan saya tidak ingin orang-orang menjadi takut," katanya.
Menurutnya, dirinya berpotensi membawa Amerika Serikat ke kepanikan dan menyebabkannya kacau. "Kami ingin menunjukkan rasa percaya diri. Kami ingin tunjukkan kekuatan sebagai sebuah bangsa. Dan itu yang sudah saya lakukan."
Trump malah menganggap buku Rage itu sebagai bagian dari alat serang terhadap dirinya secara politik. Namun ia mengaku sangat terbuka baik kepada si pewawancaranya itu maupun pihak lain. "Anda tidak bisa menunjukkan kepanikan atau Anda akan memiliki masalah yang jauh lebih besar," katanya.
Dalam jumpa pers di Gedung Putih, Kamis, Trump kembali menegaskan kalau dirinya tidak membohongi bangsa Amerika. "Tentu saja saya tidak ingin berseru-seru, 'kematian, kematian'," katanya dengan nada tinggi.
Eks wakil presiden dan kini penantang Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat, November mendatang, Joe Biden, menuding Trump telah berbohong kepada bangsa Amerika. Trump disebutnya sadar dan sengaja mengecilkan ancaman virus corona Covid-19.
Baca juga:
Obat Tradisional Suku Dayak Ini Masuk Riset Obat Covid-19
Hasilnya, lebih dari enam juta kasus infeksi di negara itu dan 190 ribu di antaranya berakhir dengan kematian sejak wabahnya merebak di awal tahun ini. "Dan komentar-komentar yang dikeluarkannya lebih dari kejam dan menunjukkan pengabaian atas kewajiban yang sangat memalukan," kata Biden.
ABC NEWS | BBC | VOA