Bio Farma Ajukan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Januari
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 1 Oktober 2020 09:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bio Farma menargetkan bisa mengajukan Emergency Use Authorization pada Januari 2021, sehingga bisa langsung memproduksi vaksin Covid-19 di Indonesia. Bio Farma kini sedang menunggu hasil imunogenisitas, keamanan dan efikasi dari uji klinis atas vaksin tersebut dari tim di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Uji klinis fase tiga atau final vaksin itu sudah berjalan sebulan melibatkan 1.447 relawan per Rabu 30 September 2020 dan Bio Farma berencana membawa laporan sementaranya untuk pengajuan otorisasi penggunaan darurat tersebut ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Rencana dan tahapan ini diungkap Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, lewat keterangan yang dibagikannya, Rabu.
Honesti juga mengungkapkan kalau bersamaan dengan proses itu, BPOM dijadwalkan melakukan visi audit proses produksi vaksin itu ke pengembangnya langsung yakni Sinovac Biotech di Beijing pada November 2020 ini. Selain juga audit ke fasilitas produksi vaksin milik Bio Farma.
“Bio Farma juga akan melakukan audit inspeksi ke Sinovac, yang rencananya akan dilaksanakan sebelum pelaksanaan audit BPOM,” kata Honesti.
Adapun perwakilan Sinovac Biotech disebutkannya telah mengunjungi Bio Farma, 21-23 September lalu. Rombongan yang dipimpin Senior Director Sinovac, Yang Guang, membicarakan pelaksanaan transfer teknologi proses produksi, pengujian mutu vaksin Covid-19, serta kesiapan Bio Farma memproduksi bulk vaksin Covid-19 Sinovac.
Baca juga:
Oktober, Bumi akan Memiliki Bulan Mini Baru di Luar Angkasa
Rencananya, Honesti menjelaskan, Bio Farma sudah akan menyiapkan lini produksi vaksin mulai November hingga Desember 2020. Bio Farma menargetkan kapasitas produksi vaksin menembus 250 juta dosis pada 2021.--melampaui kapasitas produksi vaksinnya yang tahun ini 100 juta dosis.
<!--more-->
Produksi akan dilakukan menggunakan bahan baku vaksin yang dikirim Sinovac Biotech secara bertahap ke Bandung, dimulai sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021. Bio Farma dijanjikan mendapat prioritas tambahan bahan baku vaksin Covid-19 sebanyak 210 juta dosis lagi pada periode April-Desember 2021.
Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerangkan pentingnya tenggat Desember tahun ini dalam riset uji klinis vaksin itu, di mana dia terlibat di dalamnya sebagai relawan. Menurut dia, akan ada pengambilan darah yang ke-2 dan final pada bulan itu untuk kemudian diteliti kemungkinan hasil akhirnya.
"Mohon doanya bahwa pengambilan darah pertama hasilnya bagus, kemudian pengambilan darah ke-2 di Desember hasilnya bagus, mengkonfirmasi kesuksesan vaksin,” kata dia.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, juga mengatakan kendati uji klinis belum tuntas saat itu, hasil yang diperoleh dari uji klinis per Desember akan menjadi pertimbangan Bio Farma untuk memulai proses produksi. “Karena emergensi Covid-19 ini luar biasa."
Dia juga mengatakan, di pihak pemerintah, sudah mulai melakukan simulasi distribusi logistik vaksin ke berbagai wilayah dan pulau di Indonesia. Sedang proses penyuntikan vaksin kemungkinan baru bisa dilaksanakan pada 2021 dan berjalan sepanjang tahun.
Baca juga:
Pencarian Planet di Luar Galaksi Bima Sakti, Ini Kandidat yang Pertama
“Sehingga normalitas mungkin baru betul-betul bisa hadir di kita pada 2022. Sesuatu yang tidak enak didengar, tapi saya menyampaikan agar kita bersiap dengan proses yang panjang ini,” kata Ridwan Kamil.