Peneliti LIPI Tanggapi Riset Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa: Tidak Baru

Kamis, 1 Oktober 2020 10:01 WIB

Sebuah villa terbengkalai dan rusak akibat dihantam tsunami Selat Sunda di Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Ahad, 22 Desember 2019. Ribuan bangunan yang terdiri dari rumah warga, penginapan, hotel, warung, dan lain sebagainya porak poranda akibat terjangan tsunami. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bandung, Danny Hilman Natawidjaja dan Eko Yulianto sependapat bahwa riset tentang tsunami 20 meter di selatan Jawa oleh tim Institut Teknologi Bandung (ITB) bukan hal baru.

“Informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat dari paper yang baru terbit itu tidak ada yang baru,” kata Eko Yulianto saat dihubungi Senin, 28 September 2020.

Menurut peneliti paleotsunami atau tsunami purba itu, periset lain seperti Robert MacCaffrey sudah mengemukakan dalam publikasinya pada 2008. “Bahwa secara hipotetis jalur subduksi selatan Jawa yang memiliki panjang lebih dari 1.800 kilometer memiliki potensi menghasilkan gempa berskala magnitudo 9,6 jika runtuh secara bersamaan,” ujar Eko.

Jalur sepanjang itu terhitung dari Selat Sunda hingga Nusa Tenggara. Sementara periode ulang gempa besar dan tsunami di selatan Jawa itu ditaksir setiap 675 tahun.

Sementara tim ITB dan lintas instansi lewat studi terbarunya sejak 2019 yang dipublikasi 17 September 2020 mengemukakan keberadaan zona sepi gempa (seismic gap). Diketuai pakar gempa Sri Widiyantoro, tim membuat tiga skenario potensi gempa dari zona itu di Laut Kidul.

Advertising
Advertising

Dari hitungan kumpulan energi yang laju lempengnya tertahan atau terkunci di zona seismic gap itu selama 400 tahun, maksimal gempanya bisa mencapai skala magnitude 9,1. Lindu sekuat itu berpotensi terjadi jika segmen barat dan timur sepanjang selatan Jawa pecah bersamaan. Adapun gelombang tsunami tertingginya bisa mencapai 20 meter di selatan Banten.

Menurut Danny Hilman, soal seismic gap atau zona megathrust yang sepi gempa di selatan Jawa itu bukan isu baru. Risetnya pada 2013 telah menemukan seismic gap di Mentawai dan selatan Jawa. “Riset terbaru tim ITB update isu lama dengan riset mendalam,” ujarnya di webinar Rabu, 30 September 2020.

Walau sudah diketahui potensi gempa dan tsunami, menurut Danny Hilman, siklus kejadiannya di selatan Jawa belum ada. Berbeda dengan Mentawai yang sudah diketahui siklusnya dari riset geologi bahwa gempa besar dan tsunaminya pernah terjadi 700 tahun silam. “Kalau di Mentawai sudah di akhir siklus, sudah lepaskan gempa di 2007 dan 2010 dan masih ada potensi sekitar magnitude 8,8,” ujar Danny Hilman.`

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

8 jam lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

12 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

2 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

3 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

3 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya