Hasil Uji Klinis, Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Tak Disetujui WHO jika ...

Jumat, 2 Oktober 2020 08:34 WIB

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis 6 Agsutus 2020. Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada 1.620 relawan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Bandung - Tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran akan melaporkan hasil uji klinis vaksin Covid-19 asal Cina selama tiga bulan ke belakang ini pada akhir Oktober. Laporan berkala itu akan disampaikan ke sponsor penelitian yaitu PT Bio Farma yang saat ini telah ancang-ancang memproduksi penggunaan darurat vaksin itu di Indonesia.

“Hasilnya bisa jadi pertimbangan untuk pemakaian vaksin,” kata ketua tim Kusnandi Rusmil saat dihubungi Kamis, 1 Oktober 2020.

Laporan itu, kata Kusnandi, mencakup proses penyuntikan vaksin juga plasebo secara acak dan rahasia sebanyak dua kali, juga pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar, dampak, dan efek vaksin. “Kalau yang 540 orang relawan itu Oktober akhir bisa kita lihat hasilnya,” ujar dia menambahkan.

Tim menjadwalkan riset uji klinis akan berlangsung selama enam bulan sejak Agustus lalu dengan melibatkan total 1.620 relawan. Seperti diketahui, kandidat vaksin yang digunakan adalah yang dikembangkan Sinovac Biotech sebanyak dua kali suntikan atau dosis untuk setiap relawan.

Semua relawan uji vaksin itu terus dipantau dan diambil darahnya dua kali untuk diperiksa. Kusnandi mengatakan uji klinis dinyatakan berhasil jika memenuhi tiga indikator yaitu relawan mempunyai imunigenitas yang tinggi, vaksin aman, dan efikasi atau manfaat tinggi sesuai standar.

Advertising
Advertising

Menurut Kusnandi, sekalipun laporan timnya diserahkan ke Bio Farma tapi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) nantinya yang akan memutuskan apakah vaksinasi massal bisa segera dilakukan di Indonesia. “Yang menentukan (vaksin) itu Badan POM, dia yang bertanggungjawab,” katanya sambil menambahkan yang ikut di pertimbangkan adalah hasil uji klinis vaksin yang sama di negara lain seperti di Brasil.

Baca juga:
Ridwan Kamil Blak-blakan Soal Vaksin Covid-19: Indonesia akan Normal lagi 2022

Menurut Kusnandi, uji klinis vaksin fase tiga atau akhir bersifat multicenter. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bisa tidak memberikan izin penggunaan vaksin kalau hasil uji klinisnya berbeda antar negara yang menguji sebuah vaksin tertentu. “Biasanya Badan POM akan menanyakan hasil riset di negara lain itu ke Bio Farma,” ujarnya.

Sementara itu Bio Farma berencana mengajukan otorisasi penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) ke BPOM pada Januari 2021 agar bisa langsung memproduksi vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia. Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, lewat keterangan tertulisnya Rabu, 30 September 2020, mengatakan akan menyiapkan produksi vaksin itu mulai November-Desember 2020 sambil menunggu selesainya proses uji klinis.

Jika uji klinisnya lancar Bio Farma segera memproduksi vaksin Sinovac dengan kapasitas 250 juta dosis pada 2021.

Berita terkait

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

13 jam lalu

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

22 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

2 hari lalu

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya