Konten Berita di Mesin Pencarian, Google Mau Bayar Perusahaan Media Rp 14,8 T
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 2 Oktober 2020 15:07 WIB
TEMPO.CO, Brussels - Google Alphabet berencana membayar perusahaan media di seluruh dunia untuk penggunaan konten berita mereka dalam mesin pencarian Google. Pembayaran sebagai kompensasi itu senilai $ 1 miliar (setara dengan Rp 14,8 triliun) selama tiga tahun ke depan.
CEO Google, Sundar Pichai, mengumumkan itu lewat sebuah utasan blog tentang produk baru bernama Google News Showcase, pada Kamis 1 Oktober 2020. Dia menilai langkah pembayaran kompensasi dapat membantu Google memenangkan dukungan yang kuat di tengah pengaturan pengawasan yang meningkat di seluruh dunia.
Perusahaan-perusahaan media sendiri telah lama berjuang untuk mendapatkan kompensasi dari mesin pencari paling populer di dunia itu atas penggunaan konten mereka. Tuntutan dimotori kelompok media Eropa.
Adapun Pichai mengatakan Google News Showcase akan diluncurkan pertama kali di Jerman. Google telah mendaftar sejumlah surat kabar termasuk Der Spiegel, Stern, dan Die Zeit di negara itu.
Program yang sama disebutkannya akan diluncurkan di Belgia, India, Belanda dan negara-negara lain. Sekitar 200 media di Argentina, Australia, Inggris, Brasil, Kanada, dan Jerman telah mendaftar untuk produk tersebut.
"Komitmen keuangan ini--yang terbesar dari kami hingga saat ini--akan membayar media untuk membuat dan mengkurasi konten berkualitas tinggi untuk beragam jenis pengalaman berita online," kata Pichai.
Sebagai catatan, induk Google, Alphabet, melaporkan laba bersih $ 34,3 miliar dolar (Rp 507,6 triliun) dari pendapatan hampir $ 162 miliar dolar (Rp 2.300 triliun) tahun lalu.
<!--more-->
Produk tersebut, yang memungkinkan media untuk memilih dan mempresentasikan artikel mereka, akan diluncurkan di Google News pada perangkat Android dan kemudian pada perangkat Apple. "Pendekatannya berbeda dari produk kami sebelumnya karena bergantung kepada pilihan editorial yang dibuat oleh masing-masing media tentang berita mana yang akan ditunjukkan kepada pembaca dan bagaimana cara menyajikannya," kata Pichai.
Penerbit Jerman Grup Spiegel menyambut baik program tersebut dan menilai Google serius mendukung jurnalisme berkualitas di Jerman. "Kami senang menjadi bagian darinya sejak awal," kata Stefan Ottlitz, direktur pelaksana Spiegel Group.
European Publishers Council (EPC), yang beranggotakan News UK, Guardian, Pearson, New York Times dan Schibsted, sebaliknya, tampak tidak antusias. Mereka mencermati potensi Google menentukan syarat dan ketentuan untuk artikel dalam program barunya itu.
"Bisa merusak undang-undang yang dirancang untuk menciptakan kondisi untuk negosiasi yang adil, sambil mengklaim bahwa mereka membantu mendanai produksi berita," kata Direktur Eksekutif EPC Angela Mills Wade.
Produk ini dibuat berdasarkan kesepakatan lisensi dengan grup media di Australia, Brasil, dan Jerman pada Juni, yang juga disambut dingin EPC. Google sedang bernegosiasi dengan sejumlah media Prancis, salah satu kritikusnya yang paling vokal.
Sementara itu Australia ingin memaksa Google dan Facebook untuk berbagi pendapatan iklan dengan grup media lokal. Pendanaan Google untuk organisasi berita telah membuat frustrasi layanan internet lainnya, seperti situs cuaca, yang mengatakan Google telah mengganggu pendapatan mereka.