4 Tahun Berkuasa, Trump Dinilai Bahayakan Sains Amerika

Reporter

Terjemahan

Senin, 12 Oktober 2020 19:26 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato penerimaannya sebagai calon presiden dari Partai Republik 2020 dalam Konvensi Nasional Partai Republik di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, AS, 27 Agustus 2020. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pertama berkantor di Gedung Putih pada Januari 2017, Donald Trump dinilai tidak pernah menempatkan sains sebagai prioritas. Dia malah, di antaranya, meminta anggaran di banyak institusi sains dipangkas. Trump juga butuh 19 bulan sebelum menunjuk seorang penasihat bidang sains.

Dari soal lingkungan dan perubahan iklim hingga virus dan nuklir, semua aksi dan kebijakan Presiden Trump dianggap sangat berdampak--banyak di antaranya membahayakan--para ilmuwan dan isu-isu terkait sains. Jeffrey Shaman, epidemiolog di Columbia University, New York City, misalnya, yang mengecam kebijakan Trump soal penanggulangan wabah Covid-19.

"Ini bukan lagi cermin pemimpin yang tidak kompeten, tapi ini sudah termasuk kalau dia mensabotase upaya-upaya untuk menyelamatkan nyawa banyak orang," katanya merujuk data lebih dari 200 ribu angka kematian di AS sementara belakangan Trump mengaku menutupi fakta ancaman virus corona.

Berikut ini perjalanan waktu berisi aksi dan dan kebijakan Trump itu sejak awal menjabat Presiden AS hingga menjelang pemilihan presiden lagi, 3 November mendatang,

Advertising
Advertising

2017

-January: Larangan Perjalanan.

Di pekan keduanya berkuasa, Trump sudah langsung meneken instruksi larangan bagi warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim masuk ke Amerika Serikat. Perintah itu memicu ketakutan dan kebingungan--termasuk di antara ilmuwan dari tujuh negara itu dan kolaborator mereka. Setelah beberapa upaya banding terhadap beragam versi dari instruksi itu, Mahkamah Agung AS akhirnya hanya meloloskan larangan yang terbatas.

-Maret: Anggaran Belanja Sains.

Proposal pertama anggaran pendapatan dan belanja dari pemerintahan Trump, untuk 2018, memangkas anggaran untuk Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan bebapa lembaga sains lainnya. Beruntung Kongres banyak mengabaikan isi proposal itu. Tapi, dari proposal itu sudah bisa ditebak bagaimana pemerintahan Trump akan menempatkan prioritasnya kepada belanja sains.

Pada bulan yang sama, Trump menandatangani peraturan yang bertujuan melucuti kebijakan iklim dari presiden sebelumnya, Barack Obama. Peraturan itu mengarahkan EPA untuk menghentikan aturan pembatasan emisi karbon dari pembangkit-pembangkit listrik.

-Juni: Menarik Diri dari Iklimn

Trump mengumumkan AS akan menarik diri dari Persetujuan Paris 2015 mengenai langkah penanggulangan dampak perubahan iklim global, yang memicu jerit keprihatinan dari para ilmuwan.

Baca juga:
Planet Ini Ditemukan Tanpa Bintang, Sendirian Tak Tentu Arah

-Oktober: Lingkungan Hidup.

EPA mengambil langkah menghalangi tokoh peneliti penting masuk komite penasihat yang membuat perwakilan industri lebih nyaman.

-Desember: Misi ke Bulan

Trump meminta NASA mengirim astronot kembali ke Bulan, mengubah prioritas yang ada di lembaga itu. NASA kemudian menetapkan tenggat 2024 untuk misi baru tersebut yang bisa terealisasi--dan Trump terpilih kembali--akan terjadi pada periode kedua Trump sebagai presiden.

<!--more-->

2018

-April: Data Terlarang

Scott Pruitt, Kepala EPA pilihan Trump, mengusulkan sebuah prosedur yang akan mencegah badan itu membuat regulasi berlandaskan studi-studi yang datanya belum tersedia di publik--itu termasuk banyak studi yang berdasarkan data medis seperti dampak polutan untuk kesehatan.

-Mei: Abaikan Kesepakatan Nuklir

Trump mengumumkan AS akan ke luar dari kesepatan nuklir dengan Iran, sebuah langkah yang lagi-lagi dikritik banyak ilmuwan.

-Juli: Lambat Penasihat

Trump baru menominasikan meteorolog Kelvin Droegemeier sebagai penasihatnya di bidang sains. Trump adalah Presiden AS yang butuh waktu paling lama untuk menunjuk seseorang di posisi ini, setidaknya sejak Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi dibuat di Gedung Putih pada 1976 lalu

-Agustus: Miring ke Industri

EPA usul mengubah mekanismenya dalam mengevalasi bahan kimia yang lebih mendorong riset yang didanai industri.

2019

-April: Para Penasihat Diputus

Para peneliti di AS menyesalkan keputusan Departemen Pertahanan memutus kemitraannya dengan JASON, sebuah kelompok independen yang sebelumnya berperan menyediakan saran teknis kepada pemerintahan. Di dalamnya termasuk akademisi dan peneliti penting.

Baca juga:
Covid-19: GeNose Buatan UGM Produksi Massal November

-September: Tak Jujur

Trump keliru mengatakan kalau Alabama akan terdampak hurikan yang sedang mendekat lebih parah daripada yang diantispasi. Namun pemerintahannya mengkritik prakirawan di Layanan Cuaca Nasional yang kontradiksi dengan sang presiden. Investigasi oleh pemerintah belakangan menemukan kalau apa yang sudah dilakukan Trump bisa menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap perkiraan cuaca.

-November: Selamat Tinggal Persetujuan Paris

Trump secara resmi memulai proses penarikan diri AS dari Persetujuan Iklim Paris 2015 tentang langkah mengurangi dampak perubahan iklim global.

<!--more-->

2020

-Februari: Hoaks

Trump mengatakan kepada bangsanya untuk tidak khawatir terhadap virus corona dengan menyebut infeksinya 'ringan' dan 'mirip flu' biasa. Namun, dalam rekaman wawancaranya dengan jurnalis Bob Woodward yang baru diungkap September, Trump mengatakan virus itu lebih buruk dan dia sengaja menyembunyikan fakta itu dengan alasan tak ingin menciptakan kepanikan.

-April: Salahkan WHO

Dengan laju kematian akibat virus corona yang bertambah cepat di dalam negeri, Trump menyalahkan Cina dan WHO atas pandemi yang terjadi. Trump bahkan dan menyerukan pembekuan pendanaan dari AS untuk badan kesehatan dunia itu.

Presiden menggembar-gemborkan chloroquine dan hydroxychloroquine sebagai obat Covid-19 meski banyak pertanyaan tentang bukti efikasi keduanya. Studi-studi yang ada menunjukkan tidak ada bukti dua obat anti malaria itu efektif melawan Covid-19.

EPA mengusulkan mempertahankan standar kriteria partikulat pencemar udara, menepis bukti dari para penelti di dalam maupun luar pemerintahan yang mendesak standar diperketat demi menyelamatkan puluhan ribu nyawa setiap tahunnya

-Mei: Pacuan Vaksin

Trump mengumumkan Operation Warp Speed untuk memacu produksi vaksin virus corona penyebab Covid-19 per akhir 2020 ini.
Trump mendeklarasikan AS akan menarik diri dari keanggotaan di WHO.

-July: Abaikan CDC

Pemerintahan Trump mencabut tanggung jawab pengumpulan data virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Ini adalah bagian dari serangkaian langkah yang semakin meminggirkan institusi itu dari tugas utamanya mencegah dan menanggulangi kemunculan wabah.

-Agustus: Kebingungan Tes Covid-19

CDC merevisi panduan, menetapkan orang-orang tanpa gejala tidak perlu diperiksa untuk tracing dan tracking Covid-19. Ini memicu kemarahan dan kebingungan di antara ilmuwan dan pejabat otoritas kesehatan.

Baca juga:
Uji Vaksin BCG Lawan Covid-19 Rekrut Relawan 10 Ribu Petugas Medis

-September: Revisi Aturan

CDC mengembalikan panduan yang lama, setelah laporan menyebutkan Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia telah menerbitkan panduan sebelumnya tanpa dasar kajian ilmiah yang cukup.

Trump mengumumkan vaksin virus corona akan siap Oktober, sebelum hari pemilihan presiden. Ilmuwan cemas itu akan menyebabkan proses persetujuan terhadap kandidat vaksin bersifat politis.

-Oktober: Jatuh Sakit

Trump mengumumkan kalau dia dan istrinya telah terkonfirmasi positif Covid-19. Dia disebutkan mengalami gejala sedang dan menerima pengobatan eksperimental.

NATURE

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

11 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

3 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya