4 Tahun Berkuasa, Trump Dinilai Bahayakan Sains Amerika
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 12 Oktober 2020 19:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pertama berkantor di Gedung Putih pada Januari 2017, Donald Trump dinilai tidak pernah menempatkan sains sebagai prioritas. Dia malah, di antaranya, meminta anggaran di banyak institusi sains dipangkas. Trump juga butuh 19 bulan sebelum menunjuk seorang penasihat bidang sains.
Dari soal lingkungan dan perubahan iklim hingga virus dan nuklir, semua aksi dan kebijakan Presiden Trump dianggap sangat berdampak--banyak di antaranya membahayakan--para ilmuwan dan isu-isu terkait sains. Jeffrey Shaman, epidemiolog di Columbia University, New York City, misalnya, yang mengecam kebijakan Trump soal penanggulangan wabah Covid-19.
"Ini bukan lagi cermin pemimpin yang tidak kompeten, tapi ini sudah termasuk kalau dia mensabotase upaya-upaya untuk menyelamatkan nyawa banyak orang," katanya merujuk data lebih dari 200 ribu angka kematian di AS sementara belakangan Trump mengaku menutupi fakta ancaman virus corona.
Berikut ini perjalanan waktu berisi aksi dan dan kebijakan Trump itu sejak awal menjabat Presiden AS hingga menjelang pemilihan presiden lagi, 3 November mendatang,
2017
-January: Larangan Perjalanan.
Di pekan keduanya berkuasa, Trump sudah langsung meneken instruksi larangan bagi warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim masuk ke Amerika Serikat. Perintah itu memicu ketakutan dan kebingungan--termasuk di antara ilmuwan dari tujuh negara itu dan kolaborator mereka. Setelah beberapa upaya banding terhadap beragam versi dari instruksi itu, Mahkamah Agung AS akhirnya hanya meloloskan larangan yang terbatas.
-Maret: Anggaran Belanja Sains.
Proposal pertama anggaran pendapatan dan belanja dari pemerintahan Trump, untuk 2018, memangkas anggaran untuk Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan bebapa lembaga sains lainnya. Beruntung Kongres banyak mengabaikan isi proposal itu. Tapi, dari proposal itu sudah bisa ditebak bagaimana pemerintahan Trump akan menempatkan prioritasnya kepada belanja sains.
Pada bulan yang sama, Trump menandatangani peraturan yang bertujuan melucuti kebijakan iklim dari presiden sebelumnya, Barack Obama. Peraturan itu mengarahkan EPA untuk menghentikan aturan pembatasan emisi karbon dari pembangkit-pembangkit listrik.
-Juni: Menarik Diri dari Iklimn
Trump mengumumkan AS akan menarik diri dari Persetujuan Paris 2015 mengenai langkah penanggulangan dampak perubahan iklim global, yang memicu jerit keprihatinan dari para ilmuwan.
Baca juga:
Planet Ini Ditemukan Tanpa Bintang, Sendirian Tak Tentu Arah
-Oktober: Lingkungan Hidup.
EPA mengambil langkah menghalangi tokoh peneliti penting masuk komite penasihat yang membuat perwakilan industri lebih nyaman.
-Desember: Misi ke Bulan
Trump meminta NASA mengirim astronot kembali ke Bulan, mengubah prioritas yang ada di lembaga itu. NASA kemudian menetapkan tenggat 2024 untuk misi baru tersebut yang bisa terealisasi--dan Trump terpilih kembali--akan terjadi pada periode kedua Trump sebagai presiden.
<!--more-->
2018
-April: Data Terlarang
Scott Pruitt, Kepala EPA pilihan Trump, mengusulkan sebuah prosedur yang akan mencegah badan itu membuat regulasi berlandaskan studi-studi yang datanya belum tersedia di publik--itu termasuk banyak studi yang berdasarkan data medis seperti dampak polutan untuk kesehatan.
-Mei: Abaikan Kesepakatan Nuklir
Trump mengumumkan AS akan ke luar dari kesepatan nuklir dengan Iran, sebuah langkah yang lagi-lagi dikritik banyak ilmuwan.
-Juli: Lambat Penasihat
Trump baru menominasikan meteorolog Kelvin Droegemeier sebagai penasihatnya di bidang sains. Trump adalah Presiden AS yang butuh waktu paling lama untuk menunjuk seseorang di posisi ini, setidaknya sejak Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi dibuat di Gedung Putih pada 1976 lalu
-Agustus: Miring ke Industri
EPA usul mengubah mekanismenya dalam mengevalasi bahan kimia yang lebih mendorong riset yang didanai industri.
2019
-April: Para Penasihat Diputus
Para peneliti di AS menyesalkan keputusan Departemen Pertahanan memutus kemitraannya dengan JASON, sebuah kelompok independen yang sebelumnya berperan menyediakan saran teknis kepada pemerintahan. Di dalamnya termasuk akademisi dan peneliti penting.
Baca juga:
Covid-19: GeNose Buatan UGM Produksi Massal November
-September: Tak Jujur
Trump keliru mengatakan kalau Alabama akan terdampak hurikan yang sedang mendekat lebih parah daripada yang diantispasi. Namun pemerintahannya mengkritik prakirawan di Layanan Cuaca Nasional yang kontradiksi dengan sang presiden. Investigasi oleh pemerintah belakangan menemukan kalau apa yang sudah dilakukan Trump bisa menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap perkiraan cuaca.
-November: Selamat Tinggal Persetujuan Paris
Trump secara resmi memulai proses penarikan diri AS dari Persetujuan Iklim Paris 2015 tentang langkah mengurangi dampak perubahan iklim global.
<!--more-->
2020
-Februari: Hoaks
Trump mengatakan kepada bangsanya untuk tidak khawatir terhadap virus corona dengan menyebut infeksinya 'ringan' dan 'mirip flu' biasa. Namun, dalam rekaman wawancaranya dengan jurnalis Bob Woodward yang baru diungkap September, Trump mengatakan virus itu lebih buruk dan dia sengaja menyembunyikan fakta itu dengan alasan tak ingin menciptakan kepanikan.
-April: Salahkan WHO
Dengan laju kematian akibat virus corona yang bertambah cepat di dalam negeri, Trump menyalahkan Cina dan WHO atas pandemi yang terjadi. Trump bahkan dan menyerukan pembekuan pendanaan dari AS untuk badan kesehatan dunia itu.
Presiden menggembar-gemborkan chloroquine dan hydroxychloroquine sebagai obat Covid-19 meski banyak pertanyaan tentang bukti efikasi keduanya. Studi-studi yang ada menunjukkan tidak ada bukti dua obat anti malaria itu efektif melawan Covid-19.
EPA mengusulkan mempertahankan standar kriteria partikulat pencemar udara, menepis bukti dari para penelti di dalam maupun luar pemerintahan yang mendesak standar diperketat demi menyelamatkan puluhan ribu nyawa setiap tahunnya
-Mei: Pacuan Vaksin
Trump mengumumkan Operation Warp Speed untuk memacu produksi vaksin virus corona penyebab Covid-19 per akhir 2020 ini.
Trump mendeklarasikan AS akan menarik diri dari keanggotaan di WHO.
-July: Abaikan CDC
Pemerintahan Trump mencabut tanggung jawab pengumpulan data virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Ini adalah bagian dari serangkaian langkah yang semakin meminggirkan institusi itu dari tugas utamanya mencegah dan menanggulangi kemunculan wabah.
-Agustus: Kebingungan Tes Covid-19
CDC merevisi panduan, menetapkan orang-orang tanpa gejala tidak perlu diperiksa untuk tracing dan tracking Covid-19. Ini memicu kemarahan dan kebingungan di antara ilmuwan dan pejabat otoritas kesehatan.
Baca juga:
Uji Vaksin BCG Lawan Covid-19 Rekrut Relawan 10 Ribu Petugas Medis
-September: Revisi Aturan
CDC mengembalikan panduan yang lama, setelah laporan menyebutkan Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia telah menerbitkan panduan sebelumnya tanpa dasar kajian ilmiah yang cukup.
Trump mengumumkan vaksin virus corona akan siap Oktober, sebelum hari pemilihan presiden. Ilmuwan cemas itu akan menyebabkan proses persetujuan terhadap kandidat vaksin bersifat politis.
-Oktober: Jatuh Sakit
Trump mengumumkan kalau dia dan istrinya telah terkonfirmasi positif Covid-19. Dia disebutkan mengalami gejala sedang dan menerima pengobatan eksperimental.
NATURE