Wabah Norovirus di Cina, Pemilik Golongan Darah B Disebut Lebih Aman
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 13 Oktober 2020 20:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Keuangan dan Ekonomi Shanxi di Taiyun, Ibu Kota Shanxi, Cina Utara, melaporkan sekitar 70 orang mahasiswanya menderita diare dan muntah sejak Rabu, 7 Oktober lalu. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Departemen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di daerah setempat, sebanyak 11 kasus dinyatakan positif terinfeksi norovirus.
Sampai Minggu sore lalu, sebanyak 22 pasien yang menderita diare dan muntah itu masih dirawat di rumah sakit. Sementara universitas melakukan disinfeksi di asrama, ruang kelas, ruang makan, dan area publik lainnya.
Kasus norovirus bukan kali pertama terjadi di Cina, tapi sudah lebih dari 30 kali wabahnya telah dilaporkan secara nasional sejak September lalu saja. Wabah tersebut melibatkan sekitar 1.500 kasus, khususnya yang disebabkan oleh makanan yang sudah terkontaminasi.
Bukan hanya di Cina. Negara lain seperti Amerika Serikat pun tak asing dengan virus ini. Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, norovirus menyebabkan 19-21 juta kasus infeksi dan 900 kematian setiap tahunnya. Di negara ini, serangan norovirus terutama pada musim dingin.
Norovirus menyebabkan radang lambung atau usus yang disebut gastroenteritis akut. Orang yang terinfeksi biasanya akan mengalami gejala selama 12 sampai 48 jam sebalum kemudian pulih kembali.
Adapun gejala yang umumnya ditemui meliputi diare atau muntah berkali-kali dalam sehari, mual, serta sakit perut. Gejala-gejala tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak kecil, orang tua, dan orang dengan penyakit penyerta.
Norovirus sangat mudah menular melalui makanan, minuman, manusia, ataupun permukaan benda yang telah terinfeksi. Ketika virus ini sudah masuk ke tubuh, ia akan menginfeksi sel-sel di dinding usus halus dan menyebabkan gangguan di saluran pencernaan.
Menurut Profesor Biologi dari Indiana University, AS, Patricia L. Foster, salah satu aspek yang berpengaruh dalam infeksi virus ini adalah golongan darah. Setiap turunan jenis dari norovirus disebutnya memiliki kemampuan berbeda untuk mengikat berbagai molekul gula pada permukaan sel usus. Jenis gula ini ditentukan oleh golongan darah.
Golongan darah menentukan jenis molekul yang ada dalam sel darah merah manusia, sedang molekul ini dibuat dari berbagai jenis gula. Norovirus sendiri membutuhkan molekul antigen H1 agar bisa menempel di permukaan sel usus kecil dan menyebabkan infeksi.
Secara umum, orang yang tidak membuat antigen H1 dan orang dengan golongan darah B akan cenderung resisten. Sementara orang dengan golongan darah A, AB, dan O cenderung akan jatuh sakit apabila terinfeksi norovirus.
Baca juga:
Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dihentikan Sementara, Ini Keterangan Johnson & Johnson
Meskipun demikian, Foster menambahkan, pola ini akan berbeda tergantung jenis strain dari norovirus yang menyerang, "Walaupun banyak dari strain norovirus yang kurang kuat menginfeksi orang tanpa antigen H1 dan golongan darah B."
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | CDC | XINHUA | BIOLOGY.INDIANA.EDU