Bio Farma Akan Produksi Vaksin Covid-19 untuk CEPI, 100 Juta Dosis Setahun

Jumat, 16 Oktober 2020 10:25 WIB

Suasana PT Bio Farma Bandung, Jawa Barat, saat kunjungan kerja Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Rabu, 29 Juli 2020. Bio Farma bekerjasama dengan Universitas Padjajaran ditargetkan sanggup memproduksi vaksin COVID-19 pada 2021 mendatang. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Bio Farma berpeluang menyumbang peran lebih besar dalam distribusi vaksin Covid-19 di dunia. Perusahaan milik negara khusus untuk produksi vaksin ini telah dipilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for Covid-19.

CEPI, atau The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations, adalah koalisi pemerintah-swasta dan filantropi dunia yang dibentuk dengan tujuan mengatasi pandemi penyakit menular dengan mempercepat pengembangan vaksinnya. Prioritas mereka adalah memeratakan distribusi vaksin, termasuk vaksin Covid-19, sampai ke negara yang miskin.

“Pengembang-pengembang vaksin Covid-19 dari seluruh dunia ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri, sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya,” kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis 15 Oktober 2020.

Menurut Honesti, pemilihan Bio Farma telah melewati proses due diligence pada 15 September 2020. Bio Farma mendapat penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi dalam produksi vaksin.

Nantinya, Honesti menuturkan, fasilitas Bio Farma akan digunakan oleh CEPI untuk memproduksi vaksin Covid-19 multi-platform sebanyak 100 juta dosis per tahun. Produksi vaksin tersebut direncanakan akan dimulai pada akhir Kuartal IV 2021 atau Kuartal I 2022.

Advertising
Advertising

Rencana produksi tersebut, diklaimnya tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin di Bio Farma. “Tentu saja kami sudah memperhitungkan aktivitas produksi kami yang rutin, setelah dilakukan perhitungan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI, tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin di Bio Farma,” kata Honesti.

Kolaborasi Bio Farma dengan CEPI di masa mendatang tidak hanya sebatas vaksin Covid-19, tapi juga pengembangan vaksin pandemi lain dengan memanfaatkan teknologi terkini. Bio Farma selanjutnya akan mendapat akses terhadap berbagai kegiatan pembuatan vaksin, untuk memperkuat kemandirian vaksin secara nasional.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tengah) saat meninjau fasilitas produksi vaksin Covid-19 di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa, 4 Agustus 2020. Erick Thohir menyatakan PT Bio Farma (Persero) telah mampu memproduksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas 100 juta vaksin. ANTARA/Dhemas Reviyanto

Honesti mengatakan, terpilihnya Bio Farma tidak lepas dari pengalaman panjang induk Holding BUMN Farmasi tersebut di dunia internasional. Diantaranya Bio Farma tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin dunia yang mendapat pra-kualifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Bio Farma dinilai telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP), sehingga produk vaksinnya dipergunakan di 150 negara. Bio Farma juga sukses mengembangkan vaksin polio terbaru yakni Novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2).

Baca juga:
Eijkman: Perlu Vaksinasi 173 Juta Penduduk untuk Herd Immunity di Indonesia

Bio Farma juga pernah ditunjuk sebagai Presiden Developing Countries Vaccine Manufacturer Network (DCVMN), atau Gabungan Produsen Vaksin Negara Berkembang selama 2 periode yakni 2012-2014, dan 2014-2016. Bio Farma juga ditunjuk sebagai Center of Exellence vaksin dan bioteknologi negara-negara OKI.

Berita terkait

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

16 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

20 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

23 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

24 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

25 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

27 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

43 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

43 hari lalu

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.

Baca Selengkapnya