Izin Produksi Obat Covid-19 Remdesivir, Pharmasyntez Rusia Dicuekin Gilead

Reporter

Terjemahan

Selasa, 3 November 2020 05:59 WIB

Botol obat remdesivir untuk virus corona di fasilitas Gilead Sciences di La Verne, California, AS 18 Maret 2020. [Gilead Sciences Inc / Handout via REUTERS.]

TEMPO.CO, Moskow - Produsen obat Rusia Pharmasyntez meminta izin kepada Kremlin untuk bisa memproduksi dan memasarkan versi generik obat Covid-19 dari Amerika Serikat, remdesivir. Pharmasyntez, yang berbasis di Siberia, berharap bisa melakukan itu tanpa mengantongi izin dari pemegang hak paten remdesivir, Gilead Sciences.

Permintaan izin itu terungkap setelah surat yang dikirim produsen obat itu ke beberapa kementerian di Kremlin bocor ke media pada Senin, 2 November 2020. Dalam surat itu dipaparkan kalau Pharmasyntez telah mendekati Gilead Sciences, pemilik paten, sejak Juli lalu, berharap mendapatkan izin sukarela produksi dan distribusi obat tersebut di Rusia. Namun, tak kunjung mendapat respons.

Itu sebabnya Pharmasyntez meminta Kremlin menggunakan proses lisensi wajib atas alasan keamanan nasional untuk mereka bisa memproduksi obat generik dari remdesivir--diberi merek Remdeform--tanpa izin Gilead. Keputusan hukum serupa disebut belum pernah diterapkan untuk produk farmasi sebelumnya.

"Banyak nyawa bisa diselamatkan dengan obat ini. Semakin lama obat ini tak bisa diakses, semakin banyak nyawa yang tak tertolong," kata Direktur Pharmasyntez, Vikram Punia, memberi keterangan setelah harian Vedomosti memberitakan suratnya itu, Senin.

Rusia termasuk di antara negara-negara yang melaporkan lonjakan jumlah kasus baru Covid-19 belakangan ini. Sepanjang Minggu, 1 November 2020, misalnya, Rusia mencatat 18.655 kasus positif infeksi virus corona itu yang merupakan rekor tertinggi di negeri itu. Total, sudah ada 1.655.038 kasus infeksi Covid-19 di Rusia per hari itu.

Advertising
Advertising

Belum ada pernyataan dari Gilead perihal permintaan dan langkah Pharmasyntez tersebut. Selama ini, perusahaan itu telah membagikan izin sukarela seperti yang dimaksud Pharmasyntez kepada produsen obat di 127 negara miskin atau negara yang dinilai mengalami hambatan signifikan terhadap akses ke fasilitas kesehatan.

Remdesivir sendiri telah ditetapkan sebagai obat darurat Covid-19 di Amerika Serikat per Mei lalu setelah dianggap mampu memangkas waktu perawatan pasien di rumah sakit, menurut uji klinis yang dilakukan di negara itu. Obat ini pula yang termasuk diberikan kepada Presiden AS Donald Trump saat mengumumkan positif Covid-19 dan kini telah sembuh.

Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (FDA) per Oktober menyetujui sepenuhnya obat ini untuk digunakan secara luas, meski uji klinis yang disponsori WHO mengumumkan hasil berbeda: remdesivir tak memberi dampak apapun untuk pasien Covid-19.

Baca juga:
Studi WHO Ragukan Kemampuan Remdesivir

Sementara itu, Pharmasyntez diketahui telah menyelesaikan uji klinis Remdeform, pada 300 pasien di 23 rumah sakit di Rusia. Punia mengatakan perusahaannya berniat memasarkan obat itu dengan harga murah, sekitar $540 atau Rp 7,9 juta untuk 6 ampul. Adapun remdesivir dari Gilead yang telah beredar dengan merek Veklury memiliki harga $3.120 atau Rp 45,5 juta berisi ampul untuk lima hari.

REUTERS | UNION LEADER

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

46 menit lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

13 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

1 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

1 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya