Laba-laba Jantan Jenis Ini Gigit dan Ikat Betinanya Sebelum Kawin
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 16 November 2020 21:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti menemukan kebiasaan pejantan dari laba-laba jenis Thanatus fabricii berusaha menggigit dan mengikat pasangan betina sebelum mengawininya. Tujuannya, diduga, agar mereka tidak malah diserang balik dan dikanibal pasangan yang hendak diajaknya kawin itu.
Jenis laba-laba Thanatus fabricii diketahui berasal dari Israel. Satu tim peneliti dari Republik Cek memboyongnya, jantan dan betina, ke laboratorium untuk diamati di bawah sorot kamera video.
Pejantan di berbagai spesies laba-laba biasanya mengencani yang betina terlebih dulu untuk meyakinkan mereka bersedia dikawini. Prosesnya bahkan bisa berjam-jam. "Tapi jantan-jantan yang ini langsung saja menyerang dan menggigit," kata Lenka Sentenská, anggota tim studi dari Masaryk University di Republik Cek kepada New Scientist.
Lenka dkk berpikir satu di antara alasan pejantan yang seperti ini adalah untuk menghindarkan diri mereka dikanibal oleh si betina--sebuah ritual menyeramkan yang tidak biasa pada interaksi seksual laba-laba.
Kanibalisme seksual biasa pada laba-laba dan hewan tak bertulang belakang lainnya yang betinanya memiliki ukuran tubuh lebih besar. Pada laba-laba, betina umumnya mendominasi dan mengendalikan interaksi seksual, sehingga membatasinya secara fisik akan menjadi keuntungan besar untuk setiap pejantannya.
"Meski ukurannya tak memungkinkan untuk mengintimidasi secara fisik para betinanya untuk bersedia kawin, laba-laba memiliki senjata seperti sutra yang bisa digunakan si pejantan untuk melumpuhkan betina incarannya," tulis Lenka dkk dalam hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Animal Behaviour, Oktober 2020.
Baca juga:
Ini Sebab Vaksin Pfizer Sulit Sampai ke Pelosok Indonesia
Pemaksaan kawin oleh pejantan adalah perilaku langka yang ekstrem dalam laba-laba yang betinanya lebih superior secara fisik. Tapi, tim peneliti di Cek menemukan kalau pejantan T. fabricii tidak pernah kawin kecuali betinanya dibuat teraniaya dan tak berdaya.
<!--more-->
Temuan ini menuntun kepada dugaan kalau strategi oleh pejantan ini dibutuhkan agar perkawinan bisa terjadi di spesies ini. Mereka mendapati kalau si jantan akan pertama menggigit kaki si betina. Laba-laba betina itu lalu akan menarik kaki-kaki mereka merapat ke badan.
Si pejantan lalu akan menindih si betina dan cepat mengikat kaki-kaki dan badan lawan jenisnya itu dengan sutranya sebelum hubungan seks terjadi di antara keduanya. Begitu selesai, si betina sering kali masih terbaring diam untuk beberapa waktu setelah si jantan pergi, sebelum kemudian akan melepaskan diri dari ikatannya.
Setelah perkawinan itu, para peneliti mengamati, si betina biasanya menjadi lebih lemah dan tak segesit sebelumnya dalam memburu semut yang menjadi magsanya. Diduga mereka telah terluka.
"Melumpuhkan si betina, yang biasa terjadi dalam kopulasi paksaan, mungkin menguntungkan untuk pejantan yang berisiko diserang dan dikanibal pasangannya saat kawin," tulis para peneliti dalam hasil studi.
Meski begitu strategi dari pejantan T. fabricii ini tak selalu berhasil. Sebanyak 11 persen dari kasus interaksi seksual yang terjadi, si betina mampu menyerang dan memakan si jantan sebelum kopulasi terjadi.
Baca juga:
Kasus Covid-19 di Amerika Tembus 11 Juta, Naik 1 Juta dalam 8 Hari
Sebagai tambahan, para penelitinya masih ragu apakah dalam 89 persen sisa kasus yang lain berarti si laba-laba betina benar-benar berhasil dilumpuhkan oleh si jantan? Ataukah diamnya itu disengaja sebagai sinyal dari si betina bersedia dikawini?
NEWSWEEK | NEW SCIENTIST