Tak Main-main, UGM Daftarkan Alat Deteksi Covid-19 GeNose ke WHO

Senin, 28 Desember 2020 15:08 WIB

Alat tes Covid-19 lewat napas GeNose yang dikembangkan UGM. Foto: dok.UGM

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim pengembang GeNose, alat pendeteksi Covid-19 besutan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, terus bergerak meski temuannya sudah mendapatkan izin produksi dan izin edar dari Kementerian Kesehatan atau Kemenkes.

“Kami saat ini sudah mengajukan pengakuan alat itu ke WHO (organisasi kesehatan dunia), jadi tidak berhenti di tingkat nasional,” ujar Ketua Tim Pengembang GeNose UGM Kuwat Triyana kepada Tempo, Senin, 28 Desember 2020.

Baca:
Bukan Rp 25 Ribu, Biaya Tes Alat Deteksi Covid-19 GeNose UGM Ditaksir Rp 60 Ribu

Kuwat menuturkan, pengakuan legalitas dari WHO sangat penting karena wabah ini terjadi secara global. Legalitas internasional itu akan menjadi pijakan kuat aksesibilitas penggunaan alat itu ke depan secara massal.

Selain itu, dengan adanya pengakuan internasional juga menjadi bukti jika tim pengembang tidak main-main dalam menciptakan alat yang mendeteksi virus lewat embusan napas itu.

Advertising
Advertising

Selain ke WHO, saat ini tim pengembang juga mengajukan permohonan kepada Kementerian Kesehatan kembali agar GeNose ini juga bisa masuk ekosistem pendeteksian Covid-19 nasional.

“Kalau sekarang kan alat ini baru dapat izin produksi dan izin edar, tapi belum masuk ekosistem pendeteksian Covid-19,” ujar Kuwat.

Kuwat mengatakan masuknya GeNose ke dalam ekosistem pengujian Covid-19 itu justru paling krusial. Sebab ketika sudah masuk ekosistem itu, maka tenaga medis khususnya dokter ke depan bisa merekomendasikan dan mengacu penggunaan alat itu sebelum pasien menjalani tes swab PCR, tak melulu meminta pasien harus rapid test dahulu.

Kuwat menilai, langkah pengujian berbentuk rapid test selama ini seolah memonopoli dalam pengujian Coid-19 sebelum pasien menjalani tes swab PCR.

Hadirnya GeNose akan menjadi penyeimbang, agar ada cara lain selain rapid test untuk deteksi cepat keberadaan virus.

“Kalau saat ini kan dengan rapid test mungkin ada warga yang tak mampu untuk akses, padahal langkah itu dibutuhkan sebelum tes PCR. Dengan masuknya GeNose ini ke ekosistem itu, dokter pun jadi bisa merekomendasikan langkah uji cepat lain yang lebih murah namun tetap valid,” ujarnya.

Soal jaminan bagaimana efektivitas kerja alat itu saat digunakan, Kuwat mengatakan tak bisa dilepaskan dari sistem kerja yang menopang alat tersebut.

Alat ini bekerja dengan sistem kecerdasan buatan yang akurasinya mendasarkan dari banyaknya pelatihan yang diberikan kepada alat itu. Semakin sering dilatih dengan uji sampel atau subjek yang valid, maka semakin akurat sistem alat itu bekerja.

Total sampel yang sudah diujikan ke alat itu sebanyak 2.000 lebih subjek yang berasal dari delapan rumah sakit rujukan Covid-19 di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Rumah sakit itu meliputi RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto Jakarta, RS Akademik UGM, dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

“Untuk saat ini untuk akurasi alat itu terhadap sistem tes PCR sebesar 93-95 persen,” ujarnya.

Maksud Kuwat, akurasi dari uji alat itu saat keluar hasilnya 93-95 persen mendekati hasil tes PCR pasien. “Jadi saat hasil uji pasien dengan alat itu menunjukkan reaktif, maka saat tes PCR dia hasilnya positif (Covid-19),” ujarnya.

“Kalau anggaran sama sekali tidak ada kendala kalau mau mendukung pelacakan cepat Covid-19 melalui tes GeNose itu,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

6 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

18 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya