Analisis Cuaca BMKG Terkait Longsor Sumedang

Minggu, 10 Januari 2021 18:01 WIB

Petugas mengerahkan anjing pelacak saat melakukan pencarian korban yang tertimbun longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Ahad, 10 Januari 2021. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung -Kejadian tanah longsor dan susulannya di Dusun Bojong Kondang, RT 03, RW 10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, merenggut korban jiwa, Sabtu 9 Januari 2021.

Baca:
Longsor Sumedang, Total 13 Orang Ditemukan Meninggal

Pada saat itu menurut prakirawan cuaca dari Stasiun Klimatologi Bogor, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Diana Hertanti, di sekitar wilayah Kabupaten Sumedang terjadi hujan lebat dalam durasi yang singkat.

Beberapa wilayah dataran tinggi dengan kemiringan tempat yang cukup signifikan hal ini dapat memicu labilnya tanah dan berdampak longsor,” ujarnya lewat keterangan tertulis Ahad, 10 Januari 2021.

Intensitas curah hujan yang terpantau lebat hingga sangat lebat misalnya dari pos pengamatan di Jatinangor, Sumedang, antara 99-142,5 milimeter per hari. Di lokasi lain tercatat sebagai hujan ekstrem.

Advertising
Advertising

Berdasarkan laporan yang dihimpun BMKG, di lokasi kejadian terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Tebing setinggi 20 meter sepanjang 40 meter longsor dan membuat 14 rumah rusak berat. Kejadian itu sekitar pukul 16.00 WIB yang diikuti longsor susulan pada pukul 19.30 WIB.

Dari citra satelit terpantau sel awan konvektif yang tumbuh signifiikan di wilayah Jawa Barat bagian Selatan pada pukul 13.00 WIB. “Kemudian pukul 13.50 WIB awan tersebut bergerak meluas di seluruh wilayah lokasi kejadian hingga malam hari,” kata Diana.

Sebelumnya diberitakan hasil pencarian korban yang tertimbun hingga pukul 13.00 WIB, Ahad, 10 Januari 2021 total telah menemukan 13 jenazah.

Berdasarkan kondisi musim, pada Januari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sumedang memasuki masa puncak musim penghujan. Potensi hujan yang terjadi karena beberapa faktor, yaitu pemanasan pada pagi hingga siang hari sehingga masih menyebabkan terbentuknya awan konvektif dengan jenis Cumulonimbus yang berpotensi terhadap cuaca ekstrim.

Selain itu ada faktor lokal yaitu kelembaban udara basah yang menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir serta angin kencang pada siang atau sore hingga menjelang malam hari.

BMKG menyatakan tiga hari ke depan potensi hujan sedang hingga ekstrem masih bisa terjadi di wilayah Jawa Barat dari mulai Bogor sampai Pangandaran.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

9 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

17 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

20 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

23 jam lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

1 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya