Pergerakan Magma Gunung Semeru Terpantau Masih Terjadi
Reporter
David Priyasidarta (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 17 Januari 2021 09:41 WIB
TEMPO.CO, Lumajang - Pergerakan magma masih terjadi dalam Gunung Semeru pasca erupsi dengan liputan awan panas yang sangat besar pada Sabtu sore, 16 Januari 2021. Pergerakan itu bisa dideteksi dari kemunculan tremor harmonik dalam aktivitas vulkanik gunung api setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut atau tertinggi di pulau Jawa ini.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, membenarkan ihwal pergerakan magma di dapur Gunung Semeru tersebut. "Betul (masih ada pergerakan magma)," kata Kasbani kepada TEMPO, Minggu pagi, 17 Januari 2021.
Dia merujuk kepada hasil pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro. Pos PGA Semeru terus melaporkan hasil pengamatannya baik secara kegempaan maupun secara visual setiap enam jam.
Dalam laporan periode pukul 18-24, Sabtu, teramati gempa letusan sebanyak 8 kali serta sekali gempa guguran dan embusan. Tremor harmonik teramati 3 kali dengan amplitudo 2 mm dan durasi 545-10.800 detik.
Sementara itu, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya menyebutkan hingga enam jam sejak laporan erupsi Gunung Semeru Sabtu petang kemarin, pergerakan debu vulkanik cenderung mengarah ke Timur Laut.
Berdasarkan laporan VAAC Darwin update 16 Januari 2021 pukul 18:39 WIB menyebutkan, debu vulkanik teramati pada pukul 17.24 WIB di ketinggian 18.000 kaki ke arah Timur Laut dengan kecepatan 15-25 kilometer per jam. Pada permukaan lapisan 5.000 hingga 24.000 kaki, angin bergerak ke arah Timur.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru kembali memuntahkan lava pijar ke arah Besuk Kobokan, di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu sore menjelang petang, 16 Januari 2021. Muntahan lava pijar ini menimbulkan awan panas guguran yang menyelimuti gunung api tertinggi di pulau Jawa ini.
Pesan singkat Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung, Kasbani, saat dikonfirmasi TEMPO menyebutkan, awan panas guguran terjadi pada pukul 17:24 WIB sampai 18:35 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 4.287 detik. "Jarak luncur sekitar 4 kilometer ke arah Besuk Kobokan," kata Kasbani melalui pesan WhatsApp, Sabtu malam, 16 Januari 2021.
Baca juga:
Ini Sebab Banjir Besar Awal Tahun Pindah dari Jakarta ke Kalimantan
Kasbani mengatakan, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih tetap di level 2 (Waspada). Ia juga mengatakan material guguran bahwa luncuran material guguran ke Besuk Kobokan itu tidak mengarah ke rumah penduduk. "Tidak ada rumah penduduk," ujarnya.