10 Hari Lockdown Tak Sanggup Turunkan Prevalensi Covid-19 di Inggris

Kamis, 21 Januari 2021 17:59 WIB

Foto yang diabadikan pada 5 November 2020 ini menunjukkan jalanan yang kosong di Manchester, Inggris. Inggris memasuki karantina wilayah (lockdown) selama sebulan mulai Kamis (5/11) untuk meredam merebaknya kembali penularan coronavirus. (Xinhua/Jon Super)

TEMPO.CO, Jakarta - Penguncian wilayah atau lockdown ketiga di Inggris tampaknya tidak terlalu mampu meredam penyebaran Covid-19. Para peneliti memperingatkan bahwa saat ini prevalensi penyakit itu cukup tinggi dan tidak ada bukti penurunan kasus baru dalam sepuluh hari pertama lockdown itu diberlakukan.

Menurut para peneliti yang memimpin studi prevalensi REACT-1 di Imperial College London, sampai tingkat penularan berkurang secara substansial, layanan kesehatan akan tetap berada di bawah tekanan ekstrem. Jumlah kematian pun diprediksi akan terus meningkat dengan cepat.

Baca juga:
Studi: Terlambat Lockdown, Covid-19 Tumbuh Lebih Cepat di Inggris

Ahli penyakit menular Steven Riley menerangkan, jumlah pasien rawat inap Covid-19 di rumah sakit di Inggris saat ini sangat tinggi. “Kami tidak dapat berharap itu akan turun kecuali kami dapat mencapai tingkat prevalensi yang lebih rendah,” kata Riley, seperti dikutip Reuters, Kamis 21 Januari 2021.

Riley menjelaskan, fakta bahwa prevalensi atau tingkat penulatan tidak menurun memiliki konsekuensi yang berpotensi serius. Riley juga memperingatkan agar tidak menaruh harapan langsung pada vaksin Covid-19. “Vaksin ini hanya akan berdampak sangat terbatas pada prevalensi dalam jangka pendek,” kata dia menambahkan.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menetapkan lockdown total ketiga pada 5 Januari lalu. Orang-orang dimbau untuk tinggal di rumah karena rumah sakit kewalahan. Itu juga memberikan waktu kepada pemerintah untuk meluncurkan vaksin Covid-19 kepada orang tua dan mereka yang dianggap berisiko tertinggi.

Hasilnya, selama periode 6-15 Januari, tingkat prevalensi penyakit masih sebesar 1,58 persen, tertinggi yang dicatat oleh REACT-1 sejak studi dimulai pada Mei 2020. Ini juga meningkat lebih dari 50 persen sejak diinformasikan terakhir pada pertengahan Desember.

Paul Elliott, seorang ahli epidemiologi dan kedokteran kesehatan masyarakat dan Direktur Program REACT, menjelaskan tingkat infeksi Covid-19 yang membandel mungkin disebabkan oleh varian virus yang lebih menular yang muncul akhir tahun lalu.

“Kami benar-benar harus melipatgandakan langkah-langkah kesehatan masyarakat, seperti kenakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan Anda,” kata Elliott. “Akan ada tekanan terus menerus sampai kita bisa menurunkan prevalensinya.”

Pemerintah Inggris melaporkan rekor baru penambahan angka kematian Covid-19 pada Rabu, 19 Januari 2021. Dilaporkan, 1.820 orang meninggal dalam 28 hari. Berdasarkan data dari peta penularan global yang disusun Johns Hopkins University, Inggris secara keseluruhan telah melaporkan lebih dari 3,5 juta kasus positif Covid-19 dan lebih dari 93 ribu kematian.

REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 menit lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

14 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

2 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya