Tanggapi Menkes, Dekan FKUI Blak-blakan Soal Penerapan 3T Covid-19 di Indonesia

Selasa, 26 Januari 2021 05:50 WIB

Calon penumpang mengantre untuk mengikuti rapid test antigen di area Terminal 1 Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur , Selasa, 22 Desember 2020. Pengelola Bandara Juanda membuka layanan rapid test antigen bagi calon penumpang jasa penerbangan sebagai upaya antisipasi dan menekan transmisi virus COVID-19 saat liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan tes cepat maupun PCR untuk menapis kasus Covid-19 harus dilakukan pada orang yang tepat. Testing untuk screening tersebut, dia mencontohkan, harus dilakukan pada seorang yang ingin masuk ke dalam asrama atau keramaian untuk menetap dan tidak akan keluar lagi.

“Tapi kalau hanya untuk rapat dua jam saja, ya, percuma, itu tidak perlu. Mereka malah diharuskan memakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan,” ujar dia saat dihubungi, Senin, 25 Januari 2021.

Baca juga:
Menkes Sebut Sistem Testing Covid-19 di Indonesia Salah, Ini Kata Epidemiolog

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI ini menjelaskan bahwa sejak lama telah berulang kali menyampaikan mengenai testing, tracing, dan treatment (3T). Artinya, jika ada satu pasien positif Covid-19, langsung lacak orang yang pernah kontak dengan pasien tersebut untuk dites.

“Kalau ada 20 orang, ya, uber 20 orang itu dan harus dilihat untuk diperiksa, dites,” kata lulusan master biologi molekuler dari University of Queensland, Australia itu, menambahkan.

Advertising
Advertising

Faktanya yang dilakukan di lapangan, Ari memberi kesaksian, itu tidak selalu terjadi. Dia mencontohkan di wilayah Bekasi dan Depok tidak dilakukan pemeriksaan pada orang-orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19.

Pria berusia 54 tahun itu menerangkan, saat ini kurang lebih ada sekitar 150 ribu kasus aktif. Artinya, kata dia, Indonesia paling tidak harus melakukan tracing sekitar satu sampai jutaan orang jika teguh dengan prinsip 3T. Tapi target tes 1/1000 penduduk sesuai target WHO pun, menurut Ari, dicapai tertolong oleh lembaga swasta.

Itu sebabnya Ari mengaku tak akan terkejut bila Indonesia pada pekan ini sudah akan mencatatkan akumulasi satu juta kasus Covid-19. Dia menguatkan penilaian Menteri Kesehatan yang baru Budi Gunadi Sadikin tentang kesalahan Indonesia dalam menerapkan testing sehingga kasus baru harian semakin tinggi.

“Apa yang dilakukan saat ini sebenarnya bukan salah. Hanya saja kurang tepat. Yang benar adalah 3T kita masih kurang dan proses screening harus melihat mana yang perlu dan tidak perlunya,” kata Ari.

Rapat dua jam seperti yang disebutnya di atas adalah contoh tes yang bisa dilewatakn. Pun dengan yang dijalaninya sendiri sebagai dokter yang harus bertemu dengan para pasien. Ari mengaku tak perlu sering jalani tes.

Hanya, dia dan pasiennya mengenakan masker N95, termasuk petugas kesehatan lainnya. "Kami merupakan orang yang memiliki kemungkinan besar tertular tapi alhamdulillah tidak semua yang tertular,” kata dia blak-blakan.

Sebelumnya Menteri Budi Gunadi mengatakan selama ini Indonesia salah menerapkan sistem pemeriksaan atau testing Covid-19 karena tidak ditujukan kepada mereka yang suspek. Dia menyebut selama ini tes untuk screening tersebut dilakukan untuk mereka yang ingin melakukan perjalanan atau keperluan lainnya.

Baca juga:
Mau Pembelajaran Tatap Muka, 11 Guru Positif Covid-19 di Sekolah Ini

Atau kepada orang yang itu-itu saja. Ia pun mencontohkan dirinya rutin menjalani swab test Covid-19 ketika akan bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia menyebut bisa lima kali dalam seminggu menjalani tes swab. Ini sebabnya, menurut Menkes, jumlah testing besar tapi kasus baru harian juga tetap besar.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

12 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

12 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

12 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

12 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

13 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

13 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

13 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

14 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

17 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

17 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya