TEMPO.CO, Tarakan - Sebanyak 11 guru SMPN 1 Tarakan Provinsi Kalimantan Utara terkonfirmasi positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri. Akibatnya, rencana pembelajaran tatap muka di sekolah itu ditunda.
"Komorbid satu orang dan sudah sembuh ada empat orang," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Tarakan, Tri Junarto di Tarakan, menuturkan Minggu 24 Januari 2021.
Menurut Tri, klaster kasus Covid-19 di antara para guru berawal dari istri satu guru yang baru bepergian ke luar kota. Tes usap lalu dilakukan terhadap daftar kontak dengan guru itu terdiri dari seluruhnya 18 orang.
"Kami bersama komite sekolah memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka, karena adanya guru yang terpapar Covid-19 ini," kata Tri.
Hal tersebut sudah dia sampaikan dengan mengirim surat ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas dan Penanggung Jawab Penanggulangan Covid-19 Tarakan. Keputusan diambil sekalipun Tri mengklaim sekolahnya sudah siap prosedur standar pembelajaran tatap muka.
Keputusan didukung hasil jajak pendapat di mana 55,6 persen orang tua murid memiliki belajar daring berbanding 44,4 persen yang tetap ingin sekolah dibuka kembali. “Untuk sarana prasarana, SMP 1 siap cuma gurunya ini banyak yang positif,” kata Tri.
Terpisah, Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua menyebut lima kabupaten di wilayahnya sudah melaksanakan proses belajar mengajar secara tatap muka. Mereka berasal dari antara 29 kabupaten dan kota yang di provinsi tersebut.
"Jika sudah siap, kami mempersilakan masing-masing pemda untuk melaksanakan tatap muka tetapi jika dalam pelaksanaan ternyata ada yang siswanya terpapar maka harus segera ditutup," ujar Kepala Dinas, Christian Sohilait, memperingatkan, Senin 25 Januari 2021.
Baca juga:
Menkes Sebut Sistem Testing Covid-19 di Indonesia Salah, Ini Kata Epidemiolog
Dia menegaskan, tidak ingin terburu-buru perihal pembukaan kembali sekolah-sekolah mengingat keselamatan siswa dan guru menjadi prioritas.