Angin Kencang Sebabkan Kematian Massal Ikan di Danau Maninjau

Reporter

Antara

Jumat, 5 Februari 2021 10:53 WIB

Bangkai ikan nila berada di pinggir Danau Maninjau, Agam, Sumatera Barat, Kamis 4 Februari 2021. Disebutkan, kematian disebabkan angin kencang yang melanda kawasan danau itu sepanjang akhir pekan sebelumnya. (Antarasumbar/Yusrizal)

TEMPO.CO, Lubukbasung - Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mencatat total kematian massal ikan nila di Danau Maninjau akibat cuaca angin kencang mencapai 15 ton. Ikan-ikan itu berasal dari puluhan keramba jaring apung milik puluhan petani di Nagari Bayua sebanyak lima ton dan Nagari Koto Malintang 10 ton.

Belakangan, pada Kamis 4 Februari 2021, bau tak sedap mulai menyebar dari danau vulkanik itu. Seorang pengunjung, Yanto (40), mengungkap bau menyengat sudah tercium dari jauh sekalipun dia masih berada dalam mobil dengan kaca jendela tertutup rapat.

Baca juga:
Viral Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur Ciptakan Belalai Raksasa

Sesampainya di lokasi Danau Maninjau, bau semakin mengganggunya. "Saya merasa pusing dengan kondisi tersebut, karena saya sempat turun di lokasi itu," katanya, Kamis.

Ernita, warga setempat, menerangkan peristiwa kematian massal ikan-ikan secara mendadak terjadi Senin lalu. Bau tidak sedap mulai terasa Selasa yang, menurutnya, disebabkan perut ikan-ikan mulai pecah. "Bangkai ikan itu dibuang pemilik keramba jaring apung ke dalam danau begitu saja," kata dia.

Penyuluh di Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Asrul, mengatakan ikan-ikan mati mendadak setelah angin kencang melanda daerah itu pada Sabtu dan Minggu sebelumnya. "Ikan mati akibat oksigen di dasar danau berkurang, sehingga ikan pusing dan beberapa jam kemudian mati," katanya.

Advertising
Advertising

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto, mengatakan sebab yang sama. Ikan menjadi pusing dan mengapung ke permukaan setelah oksigen berkurang di dasar danau. Setelah itu ikan mati secara massal dan bangkainya mengapung di dalam keramba jaring apung.

"Satu keramba jaring apung dengan kematian sekitar 100 sampai 200 kilogram," kata Ermanto, "Total kerugian petani akibat kematian itu sekitar Rp 300 juta."

Baca juga:
Sapuan Angin Kencang dan Hujan Petir Kejutkan Yogya, Apa Kata BMKG?

Ermanto mengimbau nelayan untuk memanen ikan untuk dipindahkan ke kolam air deras mengantisipasi kerugian yang lebih besar lagi di danau yang sebenarnya sudah digolongkan krisis karena perikanan yang berlebihan itu. Menurutnya, potensi kematian ikan masih besar karena potensi angin kencang juga masih tinggi.

Berita terkait

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

5 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

3 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

4 hari lalu

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

Tak semua ikan punya kandungan nutrisi super yang sama sehingga disarankan untuk memilih yang tepat. Berikut saran ahli diet.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

6 hari lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

8 hari lalu

Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

BMKG meminta Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

8 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

Berikut prediksi cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari pagi ini sampai malam nanti.

Baca Selengkapnya

Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

9 hari lalu

Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.

Baca Selengkapnya