Keamanan Data Pribadi, Studi Kaspersky: Hati-hati Jual Smartphone Lama

Jumat, 5 Februari 2021 12:50 WIB

Kominfo mengajak partisipasi dari orang tua untuk melindungi data pribadi, meski pun nantinya akan ada aturan mengenai data pribadi anak. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda termasuk pengguna smartphone atau laptop yang senang menjual perangkat ketika sudah bosan memakainya? Berhati-hatilah karena penelitian terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan bahwa data pribadi di sebagian besar perangkat bekas belum dihapus seutuhnya dan berpotensi disalahgunakan.

Informasi pemilik sebelumnya yang berisiko dapat diakses pihak ketiga tidak hanya membahayakan diri sendiri. Ini Bergantung kepada jenis informasi apa yang ditemukan.

“Ketika data pribadi jatuh ke tangan yang salah, hal itu bisa membahayakan juga teman dan keluarga atau bahkan perusahaan Anda,” kata Head of Global Research and Analysis Team (GreAT) Eropa, yang juga tim riset dan pengembangan Kaspersky, Marco Preuss.

Dalam keterangan tertulis, Jumat 5 Februari 2021, Preuss mengatakan kalau pada dasarnya, semua pengguna harus selalu menyimpan data di perangkat pribadi dalam keadaan terenkripsi. “Ini untuk berjaga-jaga jika perangkat hilang atau seseorang mendapatkan akses yang tidak sah,” ujar dia

Selama dua bulan, Preuss dan timnya menganalisis lebih dari 185 perangkat media penyimpanan, seperti kartu memori dan hard drive. Mereka menemukan bahwa 90 persen data masih tersisa di perangkat tersebut.

Advertising
Advertising

Dari 90 persen isian data, 16 persen dapat diakses secara langsung. Sementara, 74 persen lainnya diekstraksi menggunakan ukiran file (file carving)—metode memulihkan file dari ruang yang tidak beralamat pada media penyimpanan.

Kaspersky juga menemukan data dari entri kalender berisi catatan rapat hingga foto dan video pribadi. Bahkan dokumen pajak, informasi perbankan, login rahasia, dan informasi medis.

Selain itu, 17 persen perangkat juga memasang pemindai virus. Artinya para pengguna yang membeli perangkat bekas itu mungkin berpotensi mewarisi malware dari pemilik sebelumnya.

Baca juga:
Pencurian Data Pribadi Nyata, Ini Heboh 11 Serangan Siber Sepanjang 2020

Christian Funk, Head of GReAT Jerman, menjelaskan, kesalahpahaman yang cukup umum adalah masalah menghapus data pribadi atau melakukan format ulang media penyimpanan yang cukup untuk membersihkan data. Dia mengatakan, data itu rentan untuk dipulihkan kembali. “Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan pembersihan total,” katanya.

Berita terkait

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

1 hari lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

4 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Galaxy S24 Bantu Samsung Kembali ke Puncak Pasar Smartphone Global Awal 2024

4 hari lalu

Galaxy S24 Bantu Samsung Kembali ke Puncak Pasar Smartphone Global Awal 2024

Laporan terkini dari Canalys memperkirakan total 296,2 juta smartphone telah didistribusikan di dunia sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

5 hari lalu

Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

Berikut ini cara kirim foto HD WhatsApp untuk menjaga kualitas foto yang dikirimkan agar tidak pecah untuk keluarga, teman, hingga kerabat.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

7 hari lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

9 hari lalu

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

9 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

10 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Begini Cara Membuat Video Singkat di Instagram Notes

10 hari lalu

Begini Cara Membuat Video Singkat di Instagram Notes

Selain teks dan emoji, pengguna dapat memposting video looping berdurasi dua detik yang hanya akan tayang selama 24 jam di Instagram Notes.

Baca Selengkapnya