WHO: Varian Baru Virus Corona Ancam Fasilitas Kesehatan Eropa

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 7 Februari 2021 07:47 WIB

Staf di Rumah Sakit Queen Elizabeth bertepuk tangan untuk menunjukkan penghargaan mereka terhadap pekerja Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di tengah wabah penyakit virus Corona (COVID-19), selama aksi mingguan "Clap for our Carers" di Glasgow, Inggris Kamis, 23 April 2020 [Jeff J Mitchell / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Kopenhagen - Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa dalam sebuah rilis pers pada Jumat, 5 Februari 2021, memperingatkan bahwa peningkatan laporan varian baru virus corona pada 2021 kemungkinan akan berdampak buruk pada fasilitas kesehatan yang sudah berada di bawah tekanan.

Baca:
COVAX Alokasikan 337 Juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk Negara Miskin

"Varian adalah fenomena yang umum dan pada dasarnya tidak berbahaya, namun bisa menjadi berbahaya jika mengubah perilaku virus; oleh karena itu kita perlu memantau perkembangan ini dengan saksama," kata Richard Pebody, yang memimpin respons epidemiologi dan pengawasan terhadap Covid-19 di WHO/Eropa, dalam rilis pers tersebut.

Peringatan ini muncul saat varian SARS-CoV-2 VOC 202012/01 yang sangat mudah menular, dan pertama kali ditemukan di Inggris, menyebar dengan cepat ke 30 negara di kawasan Eropa, dengan total 22.503 kasus dilaporkan per 22 Januari.

Menurut rilis pers tersebut, banyak dari 30 negara ini memproyeksikan varian VOC 202012/01 bisa menjadi dominan dalam beberapa pekan mendatang.

"Tingkat kemudahan penularan yang lebih tinggi bukan berarti suatu varian menular dengan cara yang berbeda, hanya saja kemampuan varian ini untuk menyebar memang lebih baik. Jika hal ini menyebabkan sistem perawatan kesehatan kita kewalahan dan kurang mampu mengatasinya, maka semakin banyak orang akan berisiko meninggal akibat virus ini," kata Catherine Smallwood, yang memimpin tim respons Covid-19 di Kantor WHO Eropa, dalam rilis pers tersebut.

Advertising
Advertising

WHO telah meminta negara-negara di Kawasan Eropa untuk menggandakan upaya mereka dan meningkatkan penelitian di laboratorium-laboratorium nasional sebagai respons terhadap bahaya yang mungkin akan ditimbulkan oleh varian virus, baik yang ada saat ini maupun yang akan muncul di masa mendatang.

"Negara-negara perlu meningkatkan pengurutan isolat virus SARS-CoV-2 dan melaporkannya. WHO juga mendesak untuk melanjutkan dan melipatgandakan semua upaya kesehatan masyarakat dan sosial dasar yang telah terbukti berhasil, seperti melakukan pengujian, mengisolasi dan merawat kasus, melacak kontak dekat, dan mengarantina kontak kasus," ujar siaran pers tersebut.

XINHUA | ANTARA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

20 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya