WhatsApp Bicara tentang Pengguna Pindah ke Aplikasi Pesaing
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 20 Februari 2021 14:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang diberlakukan pada 15 Maret 2021, ketentuan dan kebijakan baru privasi WhatsApp kembali mengundang perhatian. Aplikasi perpesanan besutan Facebook itu sendiri telah menyiapkan langkah baru untuk mengulangi notifikasi kepada para penggunanya. Tahap ini penting karena WhatsApp akan meninggalkan mereka yang tidak setuju akan pembaruan itu.
Seperti yang telah diumumkannya, notifikasi akan muncul dengan tampilan visual baru yang dianggap lebih jelas. Tujuannya, mengklarifikasi apa yang akan berubah dan tidak berubah dari kebijakan tersebut.
Baca juga:
Kebijakan Baru WhatsAapp, Siap-siap Ada Notifikasi lagi, tapi ...
“Kami melihat begitu banyak misinformasi yang beredar mengenai pembaruan ini. Oleh sebab itu, penting bagi kami untuk meluruskan kebingungan yang disebabkan oleh misinformasi tersebut,” ujar WhatsApp dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Februari 2021.
Seperti diketahui, kebijakan privasi WhatsApp sempat ramai diperbincangkan, bahkan dikecam sebagai arogansi dari aplikasi perpesanan dengan jumlah pengguna terbesar itu. Dasarnya, pengguna semakin khawatir platform tersebut akan membagikan seluruh data dan isi percakapan yang ada dengan perusahaan induknya Facebook jika memilih setuju pembaruan.
Dampaknya, sebagian memutuskan pindah ke aplikasi perpesanan lain seperti Telegram dan Signal, dan terbukti jumlah pengguna keduanya juga langsung melonjak. Gonjang-ganjing di antara pengguna WhatsApp pun langsug disambut tawaran pembaruan versi yang dianggap memberi kenyamanan yang tidak didapat di WhatsApp, dan bahkan fitur yang memudahkan pengguna untuk pindah bersama riwayat chat-nya.
WhatsApp bukan tak menyadari itu. Bersama pernyataan terbarunya, WhatsApp menyampaikan bisa memahami kalau di masa seperti sekarang sebagian orang mungkin ingin mengetahui fitur apa yang ditawarkan oleh aplikasi lain.
WhatsApp juga mengatakan kalau beberapa aplikasi pesaing mengklaim tidak dapat melihat pesan pengguna. Namun, ditambahkannya, "Perlu diketahui, jika suatu aplikasi tidak menawarkan enkripsi end-to-end secara default, artinya aplikasi tersebut dapat membaca pesan penggunanya."
WhatsApp sepertinya merujuk kepada Telegram lewat penyataannya itu. Aplikasi asal Rusia itu tidak menawarkan enkripsi end-to-end secara default, tapi menyediakan "Obrolan Rahasia" jika ingin percakapan hanya dapat dibaca di perangkat yang mengirim pesan dan perangkat yang menerimanya.
Lebih lanjut disebutkan WhatsApp kalau aplikasi yang lain mengatakan bahwa mereka lebih baik karena mereka mengetahui lebih sedikit informasi daripada anak perusahaan Facebook itu. Ini sepertinya menyinggung Signal yang memang dirancang untuk meminimalkan data yang disimpan tentang pengguna, catatan kontak, grafik sosial, daftar percakapan, lokasi, avatar pengguna, keanggotaan grup, judul grup.
WhatsApp menegaskan pihaknya memiliki akses ke sebagian data terbatas agar dapat menyediakan layanan yang aman dan reliable, dan diyakini menjadi yang dicari oleh pengguna dari layanan perpesanan. “Kami sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan dan akan terus mengembangkan cara-cara baru untuk memenuhi tanggung jawab tersebut dengan lebih sedikit informasi, bukan lebih banyak,” ujar WhatsApp.
Baca juga:
Telegram Bisa Pindahkan Chat Lama Pengguna dari WhatsApp
Di bagian akhir dari pernyataannya, WhatsApp mengaku sangat menghargai semua pihak yang telah membantu dalam mengatasi kekhawatiran ini. “Dan kami selalu ada untuk menjawab pertanyaan apa pun.”