Kisah Anjing Krooz dan Achilez di Lokasi Tanah Longsor Nganjuk

Reporter

Antara

Minggu, 21 Februari 2021 21:35 WIB

Petugas SAR Dog Jatim di lokasi pencarian korban tanah longsor, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. ANTARA Jatim/ dokumen SAR Dog Jatim-Ach

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum tenggat pencarian berakhir di hari ketujuh, semua korban tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, telah berhasil ditemukan. Dari 21 orang, dua di antaranya selamat sedangkan sisanya ditemukan tak bernyawa.

Bencana itu terjadi pada Minggu malam, 14 Februari 2021. Di antara para petugas evakuasi yang kemudian berhimpun di lokasi adalah Krooz dan Achilez dari Regu SAR Dog Jawa Timur. Krooz adalah anjing jenis Doberman, sedang Achilez berasal dari jenis German Shepherd Dog (GSD) Working Line.

Baca juga:
Anjing Pelacak Corona di Bandara Cile, Simak Cara Kerja Mereka

"Mereka punya spesialisasi berbeda," kata General Manager SAR Dog Jatim Gagah Surya Pamukti saat memperkenalkan keduanya.

Krooz disebutnya mampu mengendus korban masih hidup hanya dari bau keringat, embusan napas (CO2) serta bau kulit dan bahkan detak jantung. Achilez disebutnya mampu mengendus bau mayat.

Advertising
Advertising

Polri sebenarnya telah menurunkan anjing pelacak ke Dusun Selopuro. Namun, Badan SAR Nasional (Basarnas) juga mengontak SAR Dog Jatim yang kemudian membawa Krooz dan Achilez ke lokasi. Alasannya, mempercepat pencarian selama tujuh hari, sehingga diharapkan sebelum itu semua korban bisa ditemukan.

Tidak sia-sia, seluruh korban berhasil ditemukan di pencarian hari keenam. Anjing-anjing itu berperan menuntun handler (pengasuh) ke titik sesuai yang diendus oleh indera penciumannya.

Tutu Puji Widodo, Komandan Regu SAR Dog Jatim, menerangkan titik temuan korban bencana tanah longsor di Nganjuk tidak langsung dibuat satu titik, melainkan segitiga. Hal itu karena kemungkinan korban tertimpa bangunan, sehingga menghalangi fokus pencarian dari anjing.

Hasilnya tidak mengecewakan. Buktinya, setelah proses pendeteksian oleh anjing pelacak yang kemudian ditindaklanjuti petugas, terbukti di titik-titik yang dituju ditemukan para korban.

Pencarian, Puji mengungkapkan, bukan tanpa kendala. Dia menyebut adanya faktor cuaca hujan. Titik-titik yang berhasil ditemukan, diduga ada korban, hilang begitu saja disapu hujan, begitu juga dengan partikel-partikel yang bisa diendus anjing ikut sirna.

"Namun, karena si anjing sudah paham lokasinya, pencarian di hari selanjutnya langsung ke titik dimaksud dan terbukti korban berhasil ditemukan," kata dia.

Bencana di Dusun Selopuro terjadi pada malam-malam saat banyak warga memilih tinggal di rumah setelah hujan seharian melanda daerah itu. Dusun Selopuro terletak di areal perbukitan dengan beberapa rumah berdiri sangat dekat dengan tebing setinggi puluhan meter.

Baca juga:
Cari Korban Gempa, Mahasiswa ITS Gagas Kecoak Cyborg Gantikan Anjing

Tanah longsor dari bukit setinggi 50 meter menghajar 10 rumah di dusun yang tergolong padat itu. Sebanyak 21 orang sempat dinyatakan hilang dari 186 orang penduduk setempat.

KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Minggu 21 Februari 2021, Pukul 10.29 WIB, untuk menambahkan keterangan nama dan identitas Tutu Puji Widodo, Komandan Regu SAR Dog Jatim. Terima kasih.

Berita terkait

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

8 jam lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

13 jam lalu

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

Pelaku pembunuhan perempuan di Bandung yang mayatnya dimasukkan dalam koper membeli koper usai menghabisi nyawa korban.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

1 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

1 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

3 hari lalu

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

Menggunakan parfum dengan benar dapat membuat aroma bertahan lebih lama dan lebih merata.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

3 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

4 hari lalu

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

Meskipun terlihat sepele, penggunaan parfum saat tubuh sedang berkeringat bisa menyebabkan aroma yang tak sedap.

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

4 hari lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

4 hari lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya