Eijkman: Rekombinasi Virus Corona Pengaruhi Diagnostik dan Vaksin Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 24 Februari 2021 19:56 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan rekombinasi beberapa varian virus corona bisa berpengaruh pada aspek diagnostik dan pengembangan vaksin Covid-19.

Baca:
Ini Daftar Kejadian Ikutan Gejala Ringan dan Berat Usai Vaksinasi Covid-19

"Kalau terjadi perubahan pada RBD (receptor-binding domain) yang menjadi vaksin, maka bisa saja vaksinnya tidak efektif. Tidak hanya vaksin ya, diagnostik juga begitu, bisa saja mempengaruhi," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu, 24 Februari 2021.

Ia mengatakan domain pengikat reseptor (RBD) adalah bagian penting dari virus yang terletak di protein "spike" yang memungkinkan virus melekat pada reseptor tubuh untuk masuk ke dalam sel dan menyebabkan infeksi.

RBD menjadi target utama dalam pencegahan dan pengobatan infeksi virus termasuk virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 sehingga jika terjadi perubahan signifikan pada RBD, kata dia, maka dapat mempengaruhi karakteristik virus, dan berdampak pula pada aspek pengembangan vaksin Covid-19 agar tetap manjur.

Amin mengatakan rekombinasi beberapa varian SARS-CoV-2 membentuk varian baru sangat mungkin terjadi, meskipun saat ini belum ada laporan ilmiah bahwa telah terjadi rekombinasi beberapa varian SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Advertising
Advertising

Ia mengatakan apabila dua varian virus hidup berdampingan, sangat dimungkinkan terjadi penggabungan antara materi genetik dari keduanya. "Saat ini yang diidentifikasi adalah munculnya varian baru karena mutasi saja," katanya.

Mutasi, kata dia, dapat menyebabkan dampak negatif atau positif pada virus. Dampak negatifnya adalah membuat virus menjadi lemah yang pada akhirnya bisa tereliminasi dari proses seleksi lingkungan karena hanya virus yang kuat yang mampu melewati proses seleksi dan akan tetap bertahan.

Sementara dampak positif bagi virus adalah membuat virus semakin kuat, memungkinkan virus lebih cepat menular dan meningkatkan keparahan penyakit.

Jika virus corona bisa lolos dari tekanan lingkungan dan seleksi antibodi dari vaksinasi, katanya, maka semakin lama virusnya semakin kuat dan bisa melepaskan diri dari tekanan vaksin. Itu menyebabkan virus bisa resisten terhadap antibodi yang diciptakan dari vaksin, dan ini menjadi tantangan baru.

ANTARA

Berita terkait

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

4 jam lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

4 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya