Menristek Minta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Fokus 3 Hal Bermanfaat Ini

Jumat, 5 Maret 2021 18:45 WIB

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro (kanan) menerima cenderamata dari Kepala Lapan Thomas Djamaluddin (kiri) saat kunjungan menteri itu ke Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/2/2020). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) fokus pada tiga hal yang bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat. Yang pertama, kata menristek, adalah pengembangan sumber daya perikanan, kehutanan, dan pertanian.

"Kedua, mitigasi bencana khususnya hidrometeorologi dan ketiga, mengenai tata ruang wilayah,” ujar dia dalam kunjungan kerja ke Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh dan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN, Jumat 5 Maret 2021.

Fokus pertama, Bambang menjelaskan, yang menarik bukanlah roket melainkan data zona penangkapan ikan. Menurutnya, meskipun terdengar simpel, tapi kegunaannya sangat besar khususnya bagi nelayan di Indonesia terutama mereka yang bukan termasuk perusahaan.

Menurutnya, data zona perikanan juga bisa dimanfaatkan untuk memahami bagaimana risiko yang dihadapi nelayan. Misalnya, perubahan iklim yang membuat munculnya gelombang tinggi, yang peringatannya juga kerap disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Ini pentingnya teknologi LAPAN, kalau bisa ya tingkat akurasi satelitnya dipertajam. Tentu pihak LAPAN bisa bernegosiasi dengan provider, tapi yang penting adalah analisa yang disebarkan sebagai zona penangkapan ikan,” kata Bambang.

Advertising
Advertising

Di bidang kehutanan, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu melanjutkan, isunya bukan hanya terkait dengan bencananya saja. Namun, ada potensi lain yaitu melihat bagaimana kondisi hutan di Indonesia.

Menurutnya, cara terbaik untuk melihat kondisi hutan adalah dengan melihat dari atas. LAPAN diharapkan bisa memberikan analisa yang akurat. “Ini bisa menjadi bahan untuk pengambilan kebijakan apakah harus benar-benar mencegah deforestasi atau seperti apa.”

Sementara di bidang pertanian, menristek menerangkan, saat dirinya menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, diminta untuk menjadi penengah antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait data produktivitas pertanian di Indonesia. Saat itu data dari kedua lembaga tersebut memiliki hitungan berbeda.

Menurut Bambang, BPS tidak mungkin menghitung padi melalui pendekatan sensus. Sementara, jika dengan survei yang menggunakan sampling, risikonya bisa salah. Hitungan BPS adalah luas lahan dikali produktivitas per hektare, yang seharusnya tidak berbeda dengan Kementan.

“Tapi yang berbeda adalah luas lahannya. Karena Kementan menggunakan pendekatan administratif,” katanya.

Solusinya adalah melihat melalui satelit oleh LAPAN, supaya tahu mana yang benar-benar sawah. Jika ada sawah baru pun, disebutnya, harus dibuktikan lebih dulu, sehingga jika ada yang baru datanya bisa ditambahkan. Begitu juga jika ada yang berkurang.

Baca juga:
Resmikan Lab Satelit, Menristek Minta LAPAN Sampai ke Antariksa

“Intinya apa yang dilakukan LAPAN sangat bermanfaat di sektor perikanan, kehutanan, termasuk pertanian,” kata Menristek Bambang.

<!--more-->

Lalu di bidang bencana. Menristek Bambang meminta agar fokusnya pada bencana hidrometeorologi. Dia yakin bahwa penginderaan jauh akan sangat penting dan bisa menjadi solusi.

Bambang mencontohkan, bencana longsor. Dia yakin dengan penginderaan jauh, bisa mendeteksi mana daerah yang rawan longsor berdasarkan faktor-faktor penyebabnya.

“Karena enggak banyak yang punya info daerah yang rawan longsor, bagaimana kondisi tanah dan curah hujan, termasuk sungainya. Ini harus dilihat dari atas,” katanya menambahkan.

Mengenai tata ruang, Indonesia, menurut Bambang, mungkin terlihat rapi hanya di atas kertas. Bambang menjelaskan, banyak daerah yang semangat membentuk kabupaten/kota baru, tapi karena aturan tata ruangnya telat, sehingga menjadi tidak tertata.

Bambang menceritakan salah satu kejadian sebuah kota di Sumatera yang tercatat dalam kategori hutan. “Nah, apakah ini masalah administrasi? Tapi kan harusnya ada ujungnya. Kita harus punya pemetaan yang jelas,” kata dia.

Jadi, Bambang menerangkan, jika ada usulan daerah harus dicek terlebih dulu dari penginderaan jauhnya. Kalau ternyata itu hutan, dan dipaksa menjadi kabupaten/ kota baru, itu artinya melanggar aturan yang dipegang mengenai jangan mengurangi hutan.

“Kita ini keasikan dengan dokumen hukum, tapi lupa yang kita hadapi adalah manusia dengan ekosistemnya,” ujar Bambang.

Merangkum seluruhnya, Bambang mengibaratkan LAPAN sebagai mata yang jeli dan awas, serta bisa memperkirakan ada bahaya atau tidak. Sedang lembaga lain melakukan apa yang mereka kuasai untuk memitigasi potensi bencana yang terjadi.

Misalnya, kata dia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan diminta memperbaiki teknologi modifikasi cuacanya. Sementara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bisa mengamati daerah mana yang berpotensi banjir, gempa, longsor, dan bencana lainnya.

Baca juga:
LAPAN Target Luncurkan Roket Dua Tingkat 2024, Orbitkan Satelit 2040

“Kalau itu bisa dilakukan ini akan sangat baik. Jadi tidak hanya cerita tapi bisa kasih solusi karena inovasi itu harus bisa jadi solusi, yang jelas manfaatnya,” kata menristek berpesan kepada jajaran petinggi LAPAN.

Berita terkait

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

2 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

9 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

22 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

2 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

2 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

2 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya