Tak Dapat Tebusan, Hacker Bocorkan Detail Pesawat Mata-mata Bombardier

Reporter

Terjemahan

Senin, 8 Maret 2021 06:00 WIB

Pengunjung menaiki pesawat Bombardier Global 6000 yang ditampilkan di Singapura Airshow di Changi, 16 Februari 2016. Bombardier CSeries merupakan pesawat jet berbadan sempit, bermesin ganda, jarak menengah yang dikembangkan oleh produsen pesawat asal Kanada, Bombardier Aerospace. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok peretas dengan ransomware dilaporkan telah mengunggah arsip atau file berisi detail rencana dari sebuah pesawat udara kontrol dan peringatan dini milik Swedia/Kanada di dark web. Informasi tentang pesawat mata-mata yang dikenal sebagai Globaleye itu tersebar setelah hacker menjebol keamanan siber pabrikan jet Kanada, Bombardier.

Hacker dilaporkan mengeksploitasi software web server Accellion FTA yang biasa digunakan perusahaan-perusahaan untuk menyimpan dan membagi arsip berkapasitas besar yang tidak dapat dikirm lewat email ke staf maupun pelanggan. "Hackers kemudian mengunggahnya--belakangan diketahui info soal Globaleye--ke situs dark web CLOP^_-LEAKS, situs yang biasa digunakan ketika perusahaan gagal dimintai uang tebusan," bunyi laporan media di Inggris, Independent, 25 Februari 2021.

Globaleye mengkombinasikan pesawat jet bisnis berdaya jangkau terbang jauh Bombardier 6000 dengan sensor radar udara Erieye milik Saab, perusahaan pertahanan dari Swedia. Sensor dtempatkan di bagian atas badan pesawat dalam posisi yang digambarkan Saab sebagai sebuah, 'kotak-ski'. Globaleye menjadi mirip dengan E-3 Sentry milik militer Angkatan Udara Amerika Serikat dan E-2D Advanced Hawkeye milik AL AS.

Globaleye didesain untuk menjadi mata dan telinga militer Angkatan Udara. Kemampuannya adalah mendeteksi pesawat, rudal dan drone musuh dari jarak jauh, lalu mengutus jet tempur untuk menangkalnya. Erieye tidak hanya mampu 'melihat' lebih jauh dari jangkauan radar jet tempur, tapi juga memungkinkan menuntun jet-jet tempur terbang tanpa radar--membuat mereka lebih sulit dideteksi musuhnya.

Advertising
Advertising

Pesawat Angkatan Udaras AS E-2C Hawkeye lepas landas di atas kapal induk USS Carl Vinson saat menjalankan patroli kebebasan navigasi (freedom of navigation patrol - FONOP) di Laut Cina Selatan, 3 Maret 2017. REUTERS

Laporan dari Independent melukiskan arsip yang dicuri peretas berisi rencana detail termasuk di dalamnya adalah Globaleye. Sedang ZDNet menulis, material yang diretas termasuk dokumen desain untuk beragam pesawat dan bagian pesawat Bombardier. Perusahaan itu sendiri dalam pernyataannya mengatakan peretasan mencakup, "Informasi pribadi dan rahasia lainnya terkait pegawai, pelanggan, dan penyuplai."

Baca juga:
Jutaan Ancaman Siber di Indonesia, Ini Metode yang Dipakai Hacker

Globaleye, sebuah sistem yang relatif baru, sejauh ini menggaet satu pelanggan di pasar senjata global: Uni Emirat Arab, yang telah membeli lima pesawat mata-mata itu.

POPULAR MECHANICS |INDEPENDENT

Berita terkait

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

1 hari lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.

Baca Selengkapnya

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

2 hari lalu

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE

Baca Selengkapnya

Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

7 hari lalu

Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

Dubai berinvestasi menyediakan fasilitas hotel bintang dua dan bintang tiga di berbagai lokasi di seluruh kota, juga tempat-tempat wisata terjangkau.

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

9 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

9 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

11 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

13 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

14 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

14 hari lalu

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

Polisi Kanada menangkap sembilan orang yang diduga melakukan pencurian emas terbesar dalam sejarah.

Baca Selengkapnya