Dosen Pertanian UNS Raih Guru Besar Berkat Genderuwo

Selasa, 9 Maret 2021 13:49 WIB

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Endang Yuniastuti. Kredit: TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Solo - Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Endang Yuniastuti, dikukuhkan sebagai guru besar di kampus tersebut, Selasa, 9 Maret 2021. Selama dua belas tahun, dia meneliti kandungan minyak pada tanaman genderuwo sebagai bahan bakar alternatif.

Baca:
Kasus Positif Covid-19 Balikpapan Jadi 33 dari Ratusan, PPKM Dianggap Efektif

"Pohon genderuwo ini memang sudah jarang ditemukan," kata Endang, Selasa, 9 Maret 2021. Pohon dengan nama Latin sterculia foetida linn itu memiliki nama lain pohon Kepuh. Dalam penelitiannya, dia menyebut kandungan minyak dalam buah pohon itu berpeluang untuk dijadikan alternatif bahan bakar nabati.

Dalam penelitiannya, 66 pohon genderuwo dewasa dapat menghasilkan 55 ton biji kering pada setiap musimnya. Dalam satu tahun pohon genderuwo bisa berbuah hingga tiga kali. Dengan tingkat rendemen rata-rata 68 persen, biji pohon genderuwo itu bisa diproses menjadi 22 ribu liter minyak tiap musim.

Limbah dari perasan minyak itu juga bisa dimanfaatkan menjadi briket untuk bahan bakar industri. Briket limbah tanaman genderuwo memiliki temperatur panas yang sangat tinggi mencapai 1.200 derajat celsius.

"Sebagai perbandingan, briket tempurung kelapa yang selama ini dianggap sangat panas hanya memiliki temperatur 600 derajat Celsius," katanya.

Advertising
Advertising

Tanaman genderuwo atau kepuh, menurutnya, mulai belajar berbuah pada usia lima tahun. "Selanjutnya pohon itu akan terus produktif selama lebih dari seratus tahun," kata Endang. Hal itu membuat briket pohon genderuwo sangat cocok digunakan dalam industri pengecoran logam.

Hanya saja, ukuran pohon yang sangat besar membuatnya sulit untuk dikembangkan secara massal di satu lahan. "Jarak tanam ideal adalah 20 meter antar-pohon," katanya. Dia menyarankan pohon itu ditanam di sekitar aliran sungai lantaran akarnya yang memiliki sifat menyimpan air.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah kepercayaan masyarakat bahwa pohon itu merupakan tempat bersarang makhluk halus. "Banyak yang keberatan saat saya hendak menanamnya," kata Endang. Selama beberapa tahun, dia melakukan penelitiannya di beberapa permakaman. "Sebab pohon ini hanya bisa ditemukan di kuburan," katanya.

Penelitian itu membawa Endang menjadi guru besar ke-234 di UNS dan ke-33 di fakultasnya.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Uang Pangkal di UNS Naik 5-8 Kali Lipat, Prodi Kebidanan dari Rp25 Juta Jadi Rp125 Juta

3 hari lalu

Uang Pangkal di UNS Naik 5-8 Kali Lipat, Prodi Kebidanan dari Rp25 Juta Jadi Rp125 Juta

UNS mengalami IPI kenaikan berkali-kali lipat.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

4 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

4 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

4 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

4 hari lalu

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

BEM UNS menyampaikan 8 tuntutan terkait kenaikan biaya kuliah.

Baca Selengkapnya

BEM UNS Protes Kenaikan IPI dari Rp25 Juta Jadi Rp100 Juta

5 hari lalu

BEM UNS Protes Kenaikan IPI dari Rp25 Juta Jadi Rp100 Juta

Selain UKT, Syafnat mengatakan, UNS juga menaikkan biaya IPI berkali-kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

5 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

5 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

Bamsoet mengikuti Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) sebagai pemenunah persyaratan sertifikasi pendidik untuk dosen di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

5 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

7 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya