Tim Riset: Vaksin Covid-19 Sinovac Masih Efektif 2 Tahun

Senin, 22 Maret 2021 20:19 WIB

Ketua Tim Riset CoronaVac Kusnandi Rusmil divaksinasi di RS.dr. Hasan Sadikin Bandung, Kamis, 11 Februari 2021. (Dok.Pribadi)

TEMPO.CO, Bandung - Ketua tim riset uji klinis fase 3 vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, vaksin Covid-19 Sinovac diperkirakan efektif digunakan hingga dua tahun. Lewat dari tahun ketiga atau keempat, dia mengatakan, harus ganti formula vaksin yang baru.

“Kalau menurut perhitungan saya, lihat perubahan daripada bentuk varian virusnya, untuk 1-2 tahun ini masih akan mempan vaksinnya,” kata dia, di Bandung, Senin 22 Maret 2021.

Kusnandi menegaskan, vaksin Covid-19 Sinovac masih relatif efektif saat ini termasuk untuk menghadapi varian mutasi virus B.1.1.7 asal Inggris. “Kalau sekarang masih mempan,” kata profesor bidang kedokteran anak itu.

WHO saat ini meminta tim riset uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac untuk memperpanjang uji klinis menjadi 6 bulan lagi. “Untuk uji klinis ini kewajiban, karena ini permintaan WHO,” kata Kusnandi.

Kusnandi juga mengatakan, vaksin Sinovac ini diperkirakan membutuhkan booster untuk memperpanjang daya tahan kekebalan tubuh terhadap virus. Ini karena mereka yang sudah disuntik, dipastikannya tidak akan timbul kekebalan seumur hidup.

Advertising
Advertising

"Tidak, karena bentuk kumannya seperti kuman influenza, selalu berubah," katanya sambil menambahkan, "Jadi influenza itu kalau kita suntik, diimunisasi, setahun sekali kan, sekarang ini tiap tahun ganti, barangkali ini sama.”

Alternatifnya, suntikan booster bisa menggunakan merek vaksin yang lain. Dia menjelasakan vaksinasi Sinovac mesti didapatkan secara lengkap hingga suntikannya yang kedua.

"Tapi nanti kalau namanya booster, seperti (vaksin) influenza setahun sekali, tiap tahun ganti-ganti merek gak apa-apa,” kata dia.

Baca juga:
Efikasi Vaksin Sinovac Setelah 6 Bulan, Relawan Dites Darah Lagi

Kusnandi mengatakan, kekebalan tubuh tidak bergantung sepenuhnya pada jenis vaksin Covid-19 yang digunakan. Yang diperhitungkan adalah respons imun dari antibodi, yang ada dalam el-sel memori. "Apapun jenis vaksinnya, kalau sel memori kita bagus, dia akan bagus,” katanya.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

10 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

10 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

21 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

22 jam lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

2 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya