Pakar: Ketaatan Protokol Kesehatan Turun Picu Ledakan Covid-19 Kalsel pada Maret

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Selasa, 6 April 2021 05:39 WIB

Protokol kesehatan diterapkan secara ketat saat penumpang menaiki bus pariwisata milik Pemprov Kalsel di Banjarmasin. Kredit: ANTARA/Bayu

TEMPO.CO, Banjarmasin - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin mengatakan menurunnya ketaatan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan telah memicu ledakan kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan pada bulan Maret 2021.

Baca:
Genom Sekuensing, Cina Pastikan Asal Virus Corona Terbaru di Negerinya

"Berdasarkan data laporan monitoring kepatuhan protokol kesehatan tingkat nasional di bulan Maret yang diterbitkan oleh Satgas Covid-19 Pusat, tingkat kepatuhan warga Kalsel dalam mengenakan masker dan menjaga jarak semakin menurun jauh di bawah tingkat kepatuhan nasional," ujarnya di Banjarmasin, Senin, 5 April 2021.

Menurut Taqin, situasi pandemi Covid-19 Kalsel di bulan Maret lalu sangat memprihatinkan. Ada 6.048 warga yang dikonfirmasi positif, sementara pada bulan Februari jumlahnya 3.760 orang.

Begitu juga kasus kematian, sepanjang Maret ada 106 orang meninggal. Jumlah ini lebih tinggi 31 persen dari kasus kematian di Februari dan lebih banyak 71 persen dari kasus di Januari.

Advertising
Advertising

"Kematian sudah hampir melampaui kondisi terburuk di bulan Juni 2020 dengan kecepatan penambahan kasus rata-rata 195 orang per hari," bebernya.

Dia menduga penularan Covid-19 banyak terjadi di kalangan ibu-ibu rumah tangga yang memicu munculnya klaster keluarga. Ada dua alasan yang mendasarinya. Pertama, mobilitas penduduk yang berkaitan erat dengan ibu-ibu rumah tangga, yakni kegiatan berbelanja kebutuhan rumah tangga dan sembako di pasar tradisional, supermarket dan toko bahan makan di bulan Maret ini sudah melampaui mobilitas di masa sebelum pandemi, yakni mobilitas di awal tahun 2020.

Hal ini merujuk kepada data laporan mobilitas masyarakat di masa pandemi yang dipublikasikan oleh Google.

Kemudian kedua, data sebelum bulan Maret menunjukkan adanya peningkatan kasus pada kelompok umur 31-45 tahun yang berjenis kelamin wanita.

Di mana kasus di bulan Januari 2021 dibandingkan Desember 2020 bertambah sebanyak 17 persen. Selanjutnya jumlah kasus baru di bulan Februari untuk wanita dengan kelompok umur ini meningkat 46 persen dibandingkan dengan jumlah kasus yang terjadi di bulan Januari.

Ia menjelaskan, jumlah penduduk berjenis kelamin wanita yang terpapar Covid-19 di kelompok umur ini pada bulan Februari ada sebanyak 568 orang.

"Ini adalah kasus tertinggi pada pasien wanita di kelompok umur ini dengan proporsi 30 persen dari total 1.893 kasus yang menimpa perempuan di bulan Februari," katanya.

Selama Februari mobilitas yang berkaitan dengan ibu-ibu rumah tangga mengalami peningkatan dibandingkan mobilitas di bulan Januari, tetapi masih di bawah laju mobilitas di bulan Maret.

"Belajar dari pengalaman ledakan kasus di bulan Maret, maka kita harus cepat bertindak melakukan pencegahan," timpal Taqin.

Ia meminta Pemerintah dan Satgas daerah beserta seluruh elemen masyarakat harus bahu membahu memerangi Covid-19 jika tidak ingin terjadi ledakan kasus yang lebih besar lagi di bulan April.

Taqin menyarankan beberapa hal strategis yang perlu segera diwujudkan untuk menurunkan tingkat penularan dalam satu bulan ke depan. Di antaranya pembatasan mobilitas penduduk dengan melarang kegiatan apapun yang sifatnya mengumpulkan massa baik dalam ruangan maupun di tempat terbuka.

Selain itu, mengurangi “tensi” kegiatan ekonomi dengan menerapkan bekerja dari rumah sebanyak 75 persen di kantor dan pabrik dan membatasi jam kegiatan hingga sebelum Magrib kecuali untuk layanan kesehatan, bahan makanan dan kegiatan lainnya yang bersifat penting bagi masyarakat.

Untuk rumah makan dan warung terapkan hanya layanan bawa pulang saja tidak makan di tempat. Batalkan kegiatan sekolah tatap muka karena ini sangat berbahaya bagi pelajar dan keluarganya.

"Kebijakan ini harus disertai dengan sosialisasi yang kuat dan operasi yustisi yang masif untuk menimbulkan efek jera terhadap pelanggaran protokol kesehatan," pungkasnya.

ANTARA

Berita terkait

25 Tahun Kota Banjarbaru, Berikut Destinasi Wisata Unggulannya

7 jam lalu

25 Tahun Kota Banjarbaru, Berikut Destinasi Wisata Unggulannya

27 April 1999 merupakan hari lahir Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Ini profil dan destinasi wisata unggulan di Kota Idaman ini.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

7 hari lalu

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

Putusan sidang sengketa Pilpres 2024 akan dibacakan Senin, 22 April 2024. Berikut prediksi para pakar.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya